Agrivet
Vol 29, No 1 (2023): AGRIVET

PENGARUH VARIASI DOSIS Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) TERHADAP HASIL TOMAT

Azalia Sana Yusriya (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta)
R.R.Rukmowati Brotodjojo (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta)
Chimayatus Solichah (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
23 Jun 2023

Abstract

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas unggulan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. Penyakit layu Fusarium merupakan penyakit pada tanaman tomat yang perlu dikendalikan karena dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan fungisida sintetik yang tidak bijaksana berdampak buruk bagi tanaman. Beberapa jamur antagonis yang menunjukkan hasil dalam mengendalikan patogen tular tanah adalah Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens. Apabila diaplikasikan secara bersamaan maka daya hambat racunnya akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas serta menentukan dosis terbaik T. harzianum dan G. virens dalam mengendalikan layu Fusarium dan meningkatkan hasil. Penelitian dilaksanakan di Bangunjiwo Grahayasa, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret-Juni 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol negatif (Tanpa Agen Pengendali Hayati), kontrol positif (fungisida berbahan aktif Benomyl), T.harzianum 40g/tan, G.virens 150g/tan, T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan, T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan. Data dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan metode Duncan Multiple Range Test pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu Fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu Fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu Fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuanĀ pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

agrivet

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Agrivet (ISSN: 1410-3796) adalah jurnal ilmiah yang mempublikasikan hasil penelitian dan ulasan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan Agronomi dan bidang pertanian yang terkait (Budidaya Tanaman, Pemuliaan Tanaman, Hama Penyakit Tanaman dan Sumber Daya Lahan). Agrivet diterbitkan oleh Prodi ...