Caraka : Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya
Vol 9 No 2 (2023): Juni 2023

Refleksi nilai kultural dalam toponimi sebagai peluang pengembangan wisata di Desa Medalsari Kabupaten Karawang

Sigit Widiatmoko (Universitas Negeri Jakarta)
Dwi Linda Kusuma (Universitas Negeri Jakarta)
Fauzan Adhima (Universitas Negeri Jakarta)
Suntoko Suntoko (Universitas Singaperbangsa Karawang)
Theresia Nia Susanti (School of Education University of Bristol England)



Article Info

Publish Date
15 Jun 2023

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk dan aspek yang melatarbelakangi toponimi, serta refleksi nilai kultural dalam toponimi di wilayah Desa Medalsari sebagai peluang pengembangan wisata. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi langsung ke Desa Medalsari dan melakukan wawancara kepada para sesepuh dan aparat desa untuk mendapatkan data. Berdasarkan analisis data, toponimi di wilayah Desa Medalsari memiliki bentuk berupa monomorfemis dan polimorfemis yang dibangun dari gabungan morfem, baik morfem terikat atau morfem bebas. Berdasarkan dari aspek yang melatarbelakangi penamaan tempat tersebut, toponimi juga merefleksikan pengetahuan alam, kehidupan sosial, sejarah, dan kepercayaan masyarakatnya. Aspek fisikal muncul pada ci-, parung, tonjong, tegal, dan pasir, serta nama-nama flora seperti kupa, kadu, manggah, wareng, jati, jambe, omas, hanjere, peundeuy, ranji, dan nama-nama fauna seperti simeut dan kuda. Aspek sosial muncul pada tipar, bakan/babakan, purnajaya, deeng, dodol, gardu, dan astana. Aspek kultural muncul pada porong yang berasal dari nama Nyi Rorong/Lorong. Refleksi nilai kultural yang terkandung toponimi di Desa Medalsari adalah nilai keselarasan dengan alam, nilai kekeluargaan, dan nilai pemertahanan budaya. Nilai-nilai kultural dalam toponimi tersebut menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan wisata di Desa Medalsari. Agar dapat terwujud, kolaborasi sangat dibutuhkan antara masyarakat, pelaku budaya, para pelaku usaha (swasta), pemerintah, dan akademisi.   Reflection of cultural values in toponymy as an opportunity for tourism development in Medalsari Village, Karawang Regency   Abstract: This study describes the forms and aspects underlying toponymy, as well as the reflection of cultural values in toponymy in the Medalsari Village area as tourism development opportunities. To achieve this goal, research was carried out using a qualitative approach by conducting direct observations at Medalsari Village and conducting interviews with elders and village officials to obtain data. Based on data analysis, the toponymy in the Medalsari Village area has monomorphemic and polymorphemic forms built from a combination of morphemes, both bounded morphemes and free morphemes. Based on the aspect behind the naming of the place, toponymy also reflects natural knowledge, social life, history, and the beliefs of the people. Physical aspects appear in ci-, parung, tonjong, tegal, and pasir, as well as the names of flora such as kupa, kadu, manggah, wareng, jati, jambe, omas, hanjere, peundeuy, ranji, and the names of fauna such as simeut and horse. The social aspect appears in tipar, bakan/babakan, purnajaya, deeng, dodol, gardu, and astana. The cultural aspect appears in porong which comes from the name Nyi Rorong/Lorong. Reflections on the cultural values contained in toponymy in Medalsari Village are the value of harmony with nature, the value of kinship, and the value of cultural preservation. The cultural values in the toponymy are an opportunity for the community to develop tourism in Medalsari Village. In order for this to materialize, collaboration is urgently needed between the community, cultural actors, (private) business actors, the government, and academia.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

caraka

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

The focus of the journal in the field of language which includes the results of research on phonology, morphology, syntax, pragmatics, stylistics, and other aspects of linguistic studies. In addition to linguistics, another focus is on literature which includes the results of research on the ...