Empati adalah suatu keterampilan konselor yang mampu merasakan kondisi emosional kliennya, sehingga bisa membina relationship yang akrab baik secara kognitif maupun afektif. Dalam praktiknya, terdapat kontradiksi terkait empati. Terutama saat konselor mengahadapi klien sedang meluapkan emosi negatifnya. Konselor dituntut untuk turut merasakan apa yang dirasakan kliennya sebagai wujud empatinya. Namun, di sisi lain konselor juga tidak mungkin menunjukkan perilaku yang merefleksikan pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain dengan cara larut ke dalam emosi negatifnya klien. Kondisi seperti inilah yang harus dibedakan antara efektivitas penggunaan empatinya. Atas dasar asumsi tersebut, tulisan ini bermaksud untuk membedakan penggunaan empati yang efektif konselor saat menghadapi emosi negatif klien, dan bagaimana dalam proses layanan konseling.
Copyrights © 2023