Widyaparwa
Vol 51, No 1 (2023)

DARI HUMANISME KE POSHUMANISME: SEBUAH PENULUSURAN NILAI-NILAI TOLERANSI DALAM FILM EX MACHINA (2014) DAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (2001)

Muhammad Rizal (Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta)
Riana Dwi Rahayu (Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2023

Abstract

Post-humanism concept refers to human or entities which are in a position outside the boundaries of human beings. Post-humanism appeared based on humanism. If humanism means understanding that prioritizes the value and position of humans as criteria in everything, post-humanism then inquires the primacy of humans and the need for humans as criteria. Therefore, the article will track the values of tolerance from the point of view of humanism and post-humanism through films. Film Ex Machina (2014) and Artificial Intelligence (2001) are considered able to translate how the values of tolerance present in the post-human world. This article uses Robert Pepperell's perspective on post-humanism. The research method used is the descriptive analysis. The analyzed data is taken from dialogue and visual scene, which are proven by screen captures, in the film. As result, article shows the inability of humans to be tolerant in the posthuman world. These results show that humans are actually surrounded by posthuman elements such as robots, but their frame of mind still revolve around “humans will always be perfect creatures”.Konsep poshumanisme mengacu pada pengertian bahwa manusia atau entitas berada dalam posisi di luar batas-batas yang dimiliki manusia. Poshumanisme lahir atas dasar humanisme. Jika humanisme berarti paham yang mengedepankan niai dan kedudukan manusia sebagai kriteria dalam segala hal. Maka poshumanisme justru mempertanyakan keutamaan manusia dan perlunya manusia sebagai suatu kriteria tersebut. Dari pemahaman ini, artikel akan melacak nilai-nilai toleransi dalam berkehidupan dengan cara pandang poshumanisme melalui film. Film seperti Ex Machina (2014) dan Artificial Intelligence (2001) dianggap mampu menerjemahkan bagaimana nilai toleransi akan hadir dalam dunia poshumanisme. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan cara pandang Robert Pepperell mengenai poshumanisme. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Data yang dianalisis diambil dari penggalan dialog dan visual, yang dibuktikan dengan tangkapan layar, dalam film. Hasilnya, artikel menemukan ketidakmampuan manusia dalam bersikap toleran di dunia poshuman. Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia memang secara nyata dikelilingi oleh elemen-elemen poshumanisme seperti robot, namun kerangka pemikiran mereka masih berkutat pada “manusia akan selalu menjadi makhluk yang sempurna”.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

widyaparwa

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Jurnal Widyaparwa memublikasi artikel hasil penelitian, juga gagasan ilmiah penelitian (prapenelitian) yang terkait dengan isu-isu di bidang kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan ...