meningkatkan kandungan gizi biskuit sagu.Tujuan penelitian menganalisis substitusi tepung ikan gabus terhadap karakteristik sensorik dan kandungan gizi biskuit. Penelitian ini merupakan eksperimen. Biskuit B0 tidak disubstitusi tepung ikan gabus. Biskuit B1, B2 dan B3 adalah biskuit yang disubstitusi tepung ikan gabus masing masing 10%, 20% dan 30 % . Uji organoleptik dilakukan pada 25 panelis agak terlatih. Uji daya terima dilakukan kepada 15 orang balita berumur 12-24 bulan di posyandu Balita Puskesmas Kinali. Analisis uji sensori uji Kruskal Wallis, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji sensori pada warna biskuit yang paling disukai adalah (B0) 4,12= suka ) dan warna biskuit B1 (4,08= suka). Aroma biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,20 = suka) dan biskuit B1 (3,20 = agak suka). Tekstur biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,08= suka) dan B1 (3,68 = suka). Rasa biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,40 = suka) dan B1 (3,28= biasa). Hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antara biskuit B0 dan B1 terhadap warna dan tekstur biskuit. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit B1di habiskan baik sekali sebanyak 53,3 %. Kandungan gizi biskuit B0 adalah kadar air: 3,95%, abu: 0,66%, protein: 2,48%, lemak: 16,42%, serat: 3,58%, karbohidrat: 76,49% dan betakaroten: 131,75 mg/100 gram. Biskuit B1 kadar air: 4,43%, abu: 0,95%, protein: 11,75%, lemak: 15,04%, serat: 3,05%, karbohidrat: 64,76% dan β-karoten: 1.304,75 mg/100 gram. Disarankan substitusi tepung ikan gabus sebanyak 10 % pada biskuit Balita.
Copyrights © 2023