Dara, Widia
Department Of Nutrition, Faculty Of Health Science, Universitas Perintis Indonesia, Jalan Adinegoro Km 14, Simpang Kelumpang Padang, Sumatera Barat

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran mahasiswi DIII Gizi STIKes Perintis Alya Misdhal Rini; Afriwardi Afriwardi; Edison Edison; Widia Dara
Majalah Kedokteran Andalas Vol 42, No 3S (2019): Published in November 2019
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v42.i3S.p38-47.2019

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Kebugaran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain feritin di dalam tubuh dan asupan energi. Feritin yang rendah menyebabkan anemia, dan dapat menurunkan tingkat kebugaran  fisik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran pada mahasiswi Prodi DIII Gizi STIKes Perintis Padang. Metode: Desain penelitian cross-sectional, observasi pada seluruh mahasiswi Program Studi DIII Gizi STIKes Perintis Padang. Sampel sejumlah 66 orang. Kadar feritin diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Sumatera Barat dengan metode ECLIA, asupan energi dengan Food Frequency Questionaire (FFQ), dan tingkat kebugaran dengan metode Harvard Step Test. Analisis statistik yang digunakan adalah T-independen untuk mengetahui hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran mahasiswi. Hasil: Didapatkan rerata kadar feritin mahasiswi adalah 86,6±106,8 ng/mL; rerata asupan energi mahasiswi adalah 1688,4±484,8 kkal/hari; dan sebagian besar mahasiswi tidak bugar. Analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata kadar feritin dalam darah dan asupan energi antara responden yang bugar dengan yang tidak bugar (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran.
Physico-Chemical Properties And Antioxidant Activities of Rhodomytus tomentosa syrup Widia Dara; Nurhamidah Nurhamidah
Andalasian International Journal of Agriculture and Natural Sciences (AIJANS) Vol. 2 No. 01 (2021): Andalasian International Journal of Agricultural and Natural Sciences
Publisher : Institute of Research And Community Service, Andalas University / LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.764 KB) | DOI: 10.25077/aijans.v2.i01.19-24.2021

Abstract

Antioxidants are natural compounds found in many fruits, as well as in Rhodomyrtus tomentosa. The research, Rhodomyrtus tomentosa will be processed in form of syrup. The results of the organoleptic test of syrup ranged from like to very like by panelists. Determine the physical and chemical properties on syrup Rhodomyrtus tomentosa were acidity value is 4,41, total acid is 0,003%, total dissolved solids 23,74oBrix and sugar level of syrup is 21%. The results of Vitamin C content analysis of 1.25 mg / 100 g. The syrup contains Fe 0.525 mg / L and Cu 0.220 mg / L. In the Rhodomyrtus tomentosa syrup there is no lead (Pb), cadmium (Cd), Mercuri (Hg), Arsenic (As) and Stanum (Sn) metal. The content of antioxidant activity sirup is 10.31 %.
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, ZAT BESI, DAN VITAMI C) DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019 RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF NUTRITION AND NUTRITION OF NUTRITION (CARBOHYDRATES, PROTEIN, FATS, IRON SUBSTANCES, AND VITAMI C) WITH I AND II NUTRITIONAL STATUS IN NUTRITION STUDY PROGRAM IN PADANG PERINTIS STIKES IN 2019 Dezi Ilham; Widia Dara; Tria Widiya Sari
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i1.437

Abstract

ABSTRAK Mahasiswa/i merupakan sebagian dari masyarakat Indonesia khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai dengan visi Indonesia sehat 2025 dengan status gizi yang baik pula. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) dengan status gizi mahasiswi tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang. Desain Penelitian ini cross sectional yang dilakukan pada Januari-Mei 2019 dengan jumlah populasi 105 orang. Dengan sampel sebanyak 45 orang menggunakan rumus lemeshow, yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data diolah menggunakan uji Chi-square dengan program SPSS. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mahasiswi yang memiliki status gizi normal (60%), pengetahuan baik (47%), asupan karbohidrat cukup (27%), asupan protein cukup (53%), asupan lemak cukup (44%), asupan zat besi cukup (16%), dan asupan vitamin c cukup (22%). Hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi (p > 0,05) Hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi (p < 0,05) Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan lemak dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan zat besi dengan status gizi (p > 0,05) hubungan asupan vitamin c dengan status gizi (p > 0,05). Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan pengetahuan gizi, asupan protein, lemak, zat besi, dan vitamin c dengan status gizi, sedangkan asupan karbohidrat terdapat hubungan yang signifikan dengan status gizi mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Oleh karena itu mahasiswi perlu memperhatikan asupan zat gizi terutama karbohidrat dengan cara pola makan yang seimbang agar tercapainya status gizi normal atau baik. Kata kunci : Asupan Zat Gizi, Pengetahuan Gizi,  Pola Makan, dan Status Gizi  ABSTRACT Students / i are part of Indonesian society especially as the next generation of the nation are expected to have healthy living behavior in accordance with the vision of healthy Indonesia in 2025 with good nutritional status. The purpose of this study was to determine the relationship of nutritional knowledge and nutrient intake (carbohydrates, proteins, fats, iron, and vitamin C) with the nutritional status of female students level I and II of the Nutrition Study Program at STIKES Perintis Padang. The design of this study was cross sectional which was conducted in January-May 2019 with a population of 105 people. With a sample of 45 people using the Lemeshow formula, which was taken with a simple random sampling technique. Data were processed using Chi-square test with SPSS program. From the results of this study note that female students who have normal nutritional status (60%), good knowledge (47%), adequate carbohydrate intake (27%), adequate protein intake (53%), adequate fat intake (44%), substance intake enough iron (16%), and enough vitamin c intake (22%). Relationship of nutritional knowledge with nutritional status (p> 0.05) Relationship of carbohydrate intake with nutritional status (p <0.05) Relationship of protein intake with nutritional status (p> 0.05), relationship of protein intake with nutritional status (p> 0 , 05), the relationship between fat intake and nutritional status (p> 0.05), relationship between iron intake and nutritional status (p> 0.05) relationship between vitamin c intake and nutritional status (p> 0.05). The conclusion is that there is no relationship between nutritional knowledge, intake of protein, fat, iron, and vitamin C with nutritional status, while carbohydrate intake has a significant relationship with the nutritional status of female students level I and II of nutrition study programs at STIKES Perintis Padang. Therefore, students need to pay attention to the intake of nutrients, especially carbohydrates by means of a balanced diet in order to achieve normal or good nutritional status. Keywords: Nutrition Intake, Nutrition Knowledge, Diet, and Nutritional Status
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG WIJEN (Sesamum indicum) TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN MUTU ORGANOLEPTIK BISKUIT LABU KUNING (Cucurbita moschata) Novrila Santika; Widia Dara
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 4 No 2 (2017): DESEMBER 2017 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v4i2.234

Abstract

The aims of this study were to determine the effect of substitution of sesame powder ( Sesamum indicum) to nutrient content and organoleptic quality on pumpkin biscuits (Cucurbita moschata). This study was an experimental study using the desaign of completely randomized design (CRD) which consist of four treatments. This study was conducted in December 2017 with made to taste (organoleptic test) with 20 panelist and and laboratory test including analysis of ash content, water, protein, fat, carbohydrate and calcium biscuits. Based on organoleptic test results obtained that the best treatment is P3 with composition of wheat, pumpkin powder, and sesame powder (65% : 12% : 23%). The treatment P3 liked by panelist of color and texture attribute. The most biscuit aroma liked by panelist is P0's treatment (without sesame flour increase). The most biscuit taste liked by panelist which is P2's treatment biscuit with whole-wheat compare composition, pumpkin powder and sesame powder (76%: 12%: 12%). The highest average yield of calcium levels on P3 treatment of 0.65%. The higher the addition of sesame powder, the calcium biscuit level will increase so are with water content, ash, protein and fat will increase along with the addition of sesame powder. This is inversely related to carbohydrate levels of biscuits, which the more addition of sesame powder the carbohydrate content in biscuits decreased.
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG WIJEN (Sesamum indicum) TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN MUTU ORGANOLEPTIK BISKUIT LABU KUNING (Cucurbita moschata) Novrila Santika; Widia Dara
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 4 No 2 (2017): DESEMBER 2017 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.175 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v4i2.234

Abstract

The aims of this study were to determine the effect of substitution of sesame powder ( Sesamum indicum) to nutrient content and organoleptic quality on pumpkin biscuits (Cucurbita moschata). This study was an experimental study using the desaign of completely randomized design (CRD) which consist of four treatments. This study was conducted in December 2017 with made to taste (organoleptic test) with 20 panelist and and laboratory test including analysis of ash content, water, protein, fat, carbohydrate and calcium biscuits. Based on organoleptic test results obtained that the best treatment is P3 with composition of wheat, pumpkin powder, and sesame powder (65% : 12% : 23%). The treatment P3 liked by panelist of color and texture attribute. The most biscuit aroma liked by panelist is P0's treatment (without sesame flour increase). The most biscuit taste liked by panelist which is P2's treatment biscuit with whole-wheat compare composition, pumpkin powder and sesame powder (76%: 12%: 12%). The highest average yield of calcium levels on P3 treatment of 0.65%. The higher the addition of sesame powder, the calcium biscuit level will increase so are with water content, ash, protein and fat will increase along with the addition of sesame powder. This is inversely related to carbohydrate levels of biscuits, which the more addition of sesame powder the carbohydrate content in biscuits decreased.
Kepatuhan Ibu dalam Kegiatan Pos Gizi dengan Ketepatan Pemberian Makan dan Kecukupan Asupan Energi pada Balita Erina Masri; Surya Nengsih; Widia Dara
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v8i2.657

Abstract

Masalah gizi kurang pada balita berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa yang akan da. Kegiatan Pos Gizi merupakan salah satu upaya dalam penanganan masalah gizi kurang pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan ibu mengikuti kegiatan pos gizi dengan praktek pemberian makan dan kecukupan asupan energi pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading. Penelitian dilakukan dengan disain Cross Sectional Study. Responden penelitian adalah ibu balita gizi kurang yang terdaftar sebagai peserta pos gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading. Instrumen yang digunakan kuesioner keaktifan pos gizi, formulir SQ FFQ dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercyaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang patuh mengikuti kegiatan Pos Gizi berupa penyuluhan 67,5% dan demo masak 65%. Praktek pemberian makan yang baik 60%, asupan energi cukup 52,5%. Kepatuhan ibu mengikuti Pos Gizi berupa penyuluhan berhubungan dengan praktek pemberian makan (p<0,05). Tidak ada hubungan kepatuhan ibu mengikuti Pos Gizi berupa demo masak dengan praktek pemberian makan (p>0,05). Ada hubungan praktek pemberian makan dengan asupan energi (p<0,05). Ibu yang patuh mengikuti kegiatan penyuluhan pada Pos Gizi berhubungan dengan ketepatan pemberian makan pada balita. Praktek pemberian makan berhubungan dengan kecukupan asupan energi pada balita
The effect of additional flour of bean sprouts on organoleptic quality and nutritional content of semprong cake Widia Dara; Nur Rahmadita
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 9 ISSUE 3, 2021
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2021.9(3).118-123

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Nilai zat gizi makro yang terdapat pada kecambah kacang hijau pada usia kecambah 24 jam yaitu protein 30,47%, lemak 0,44%, karbohidrat 65,97%. Kecambah atau toge zat gizinya lebih mudah diserap tubuh.Tujuan: Untuk menganalisis mutu organoleptik kue semprong yang ditambahkan tepung kecambah kacang hijau dan kandungan gizinya.Metode: Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan A (100% tepung beras), B (100 % tepung beras dan 10 % tepung kecambah), C (100 % tepung beras dan 20 % tepung kecambah), D (100 % tepung beras dan 30 % tepung kecambah). Dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji organoleptik pada warna, aroma, tekstur dan rasa kue. Analisis yang dilakukan sidik ragam (ANOVA)dan bila F hitung besar dari F tabel dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Test (DNMRT). Analisis kandungan gizi dilakukan di laboratorium balai riset dan standardisasi industri kota Padang. Parameter yang di analisis adalah sifat sensoris, kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat, kalium dan kalsium. Hasil: Terdapat pengaruh penambahan tepung kecambah terhadap aroma, tekstur dan rasa kue semprong. Tidak ada pengaruh penambahan tepung kecambah terhadap warna kue semprong. Kue semprong perlakuan C (100% tepung beras dan 20% tepung kecambah) yang paling disukai panelis dan merupakan formula yang tepat. Kandungan gizi kue semprong C yang meliputi kadar air, abu, lemak dan protein berturut turut adalah 4,30%, 1,17%, 21,18%, dan 7,30%, dan kadar karbohidrat 53,36%. Bila dibandingkan dengan kue semprong kontrol terjadi peningkatan kandungan protein, karbohidrat dan kadar air kue semprong. Sedangkan kandungan gizi lainnya menurun. Kesimpulan: Hasil penelitian ini didapatkan kue semprong yang dipilih dan disukai adalah yang ditambahkan 20 % tepung kecambah kacang hijau dari tepung beras. Kue semprong meningkat kandungan protein, karbohidrat dan kadar air.KATA KUNCI: kue semprong; tepung kecambah kacang hijau; tepung beras; organoleptik ABSTRACT Background:  The value of macronutrients contained in bean sprouts at the age of 24 hours, namely protein 30.47%, fat 0.44%, carbohydrates 65.97%. Sprouts have nutrients that are more easily absorbed by the body.Objectives: The purpose of the study was to analyze the organoleptic quality of the semprong cake added with mung bean sprout flour and its nutritional content.Methods: This study is an experimental study using a completely randomized design (CRD) with A (100% rice flour, control), B (100% rice flour and 10% sprout flour), C (100% rice flour and 20% sprout flour), D (100% rice flour and 30% sprout flour). It was repeated twice. Parameters analyzed were organoleptic properties of semprong cake. The organoleptic test was by Analysis of variance (ANOVA) if significant, it was continued with the Duncan New Multiple Test (DNMRT). Analysis of the nutritional content was carried out in the laboratory of the research and industrial standardization center in the city of Padang. Nutritional analyses were water content, ash, fat, protein, carbohydrates, potassium, and calcium.Results: There is an effect of adding sprouted flour to the aroma, texture, and taste of the semprong cake. But no effect off adding sprouted flour on color semprong cake. The result of this research is that the selected and preferred semprong cake is that which is added 20% of mung bean sprout flour from rice flour. When compared with the control semprong cake, there was an increase in protein, carbohydrate, and water content. While the other nutritional content decreased. The nutritional content of the semprong cake is 4.30% water content, 1.17% ash content, 21.18% fat content, 7.30% protein content, and 53.36% carbohydrate content.Conclusions: The semprong cake treatment C (100% rice flour and 20% sprouted flour) was the most preferred by the panelists and was the right formula and increase in protein, carbohydrate, and water content. KEYWORDS: mung bean sprout fluor; organoleptic; rice flour; semprong cake
PEMANFAATAN MANGROVE (SONNERATIA CASEOLARIS) DAN NIPAH(NYPA FRUTICANS) UNTUK MINUMAN KESEHATAN Widia Dara; Advenrinus Majus Sikaraja
EcoNews Vol 1 No 2 (2018): EcoNews
Publisher : Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.8 KB) | DOI: 10.47826/econews.1.2.p.44-49

Abstract

Pidada plant is a kind of tree inhabitants of rivers swamp, and part of mangrove vegetation. Pidada fruit has the advantage that the nature of the fruit is not toxic.Nipah is a kind of palm that grows in many regions of Indonesia swamp. The aim of this research was to know the organoleptic quality and the analysis of vitamin C content and physico- chemical properties of mangrove fruit (Sonnetaria Caseolaris) added nipah (Nypa Fruticans). The research is experimental by using Completely Randomized Design (RAL) which consists of 3 treatments and 2 repetitions. Time and place of research was conducted in February - June 2017 at Food Laboratory of STIKES Perintis Padang and Physico- chemical beverage at Laboratory of Kopertis Region X and laboratory of UNAND. The analysis of organoleptic test by analyzed variance (ANOVA) at 5% level and if F count bigger than F table continued with Duncan New Multiple Test (DNMRT) test at 5% . Treatment in beverage making is done by adding nipah fruit to pidada mangrove fruit with comparison A (pidada 100%), B (nipah 100%) and C (pidada 50%: nipah 100%). Measurement of pH by means of pH meter. The sugar content is measured by hand refractometer, total acid beverage by titration method. The results organoleptic quality on color, aroma, and taste of panelist favored in treatment B. that was : nipah fruit 100%. Vitamin C content of pidada 100% drinks = 26 mg, nipah 100% driks = 88 mg and pidada 50% : nipah 50% drinks = 40 mg. Sugar content pidada drinks 100% 29,6 Brix, Drink of nipah 100% is 29.0 Brix and drinks pidada and nipah each 50% is 23 Brix. The consecutive beverage pH levels of Drink A, B and C were 3.75 and 4,04 and 3,77. Total dissolved solids of Beverage A was 19.63%, B was18.24% and C was 15.58%. The total acid of drink A 0,0048 beverage B was 0,0029 and drink C was 0.004. It is recommended to know how long the shelf life of the drink is still feasible for consumption.
Biskuit Balita Tepung Sagu yang Disubstitusi Tepung Ikan Gabus (Channa striata) Widia Dara; Yensasnidar Yensasnidar; Asni Pandeni; Roza Mailinda
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.932

Abstract

meningkatkan kandungan gizi biskuit sagu.Tujuan penelitian menganalisis substitusi tepung ikan gabus terhadap karakteristik sensorik dan kandungan gizi biskuit. Penelitian ini merupakan eksperimen. Biskuit B0 tidak disubstitusi tepung ikan gabus. Biskuit B1, B2 dan B3 adalah biskuit yang disubstitusi tepung ikan gabus masing masing 10%, 20% dan 30 % . Uji organoleptik dilakukan pada 25 panelis agak terlatih. Uji daya terima dilakukan kepada 15 orang balita berumur 12-24 bulan di posyandu Balita Puskesmas Kinali. Analisis uji sensori uji Kruskal Wallis, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji sensori pada warna biskuit yang paling disukai adalah (B0) 4,12= suka ) dan warna biskuit B1 (4,08= suka). Aroma biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,20 = suka) dan biskuit B1 (3,20 = agak suka). Tekstur biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,08= suka) dan B1 (3,68 = suka). Rasa biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,40 = suka) dan B1 (3,28= biasa). Hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antara biskuit B0 dan B1 terhadap warna dan tekstur biskuit. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit B1di habiskan baik sekali sebanyak 53,3 %. Kandungan gizi biskuit B0 adalah kadar air: 3,95%, abu: 0,66%, protein: 2,48%, lemak: 16,42%, serat: 3,58%, karbohidrat: 76,49% dan betakaroten: 131,75 mg/100 gram. Biskuit B1 kadar air: 4,43%, abu: 0,95%, protein: 11,75%, lemak: 15,04%, serat: 3,05%, karbohidrat: 64,76% dan β-karoten: 1.304,75 mg/100 gram. Disarankan substitusi tepung ikan gabus sebanyak 10 % pada biskuit Balita.
Biskuit Balita Tepung Sagu yang Disubstitusi Tepung Ikan Gabus (Channa striata) Widia Dara; Yensasnidar Yensasnidar; Asni Pandeni; Roza Mailinda
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.932

Abstract

meningkatkan kandungan gizi biskuit sagu.Tujuan penelitian menganalisis substitusi tepung ikan gabus terhadap karakteristik sensorik dan kandungan gizi biskuit. Penelitian ini merupakan eksperimen. Biskuit B0 tidak disubstitusi tepung ikan gabus. Biskuit B1, B2 dan B3 adalah biskuit yang disubstitusi tepung ikan gabus masing masing 10%, 20% dan 30 % . Uji organoleptik dilakukan pada 25 panelis agak terlatih. Uji daya terima dilakukan kepada 15 orang balita berumur 12-24 bulan di posyandu Balita Puskesmas Kinali. Analisis uji sensori uji Kruskal Wallis, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji sensori pada warna biskuit yang paling disukai adalah (B0) 4,12= suka ) dan warna biskuit B1 (4,08= suka). Aroma biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,20 = suka) dan biskuit B1 (3,20 = agak suka). Tekstur biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,08= suka) dan B1 (3,68 = suka). Rasa biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,40 = suka) dan B1 (3,28= biasa). Hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antara biskuit B0 dan B1 terhadap warna dan tekstur biskuit. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit B1di habiskan baik sekali sebanyak 53,3 %. Kandungan gizi biskuit B0 adalah kadar air: 3,95%, abu: 0,66%, protein: 2,48%, lemak: 16,42%, serat: 3,58%, karbohidrat: 76,49% dan betakaroten: 131,75 mg/100 gram. Biskuit B1 kadar air: 4,43%, abu: 0,95%, protein: 11,75%, lemak: 15,04%, serat: 3,05%, karbohidrat: 64,76% dan β-karoten: 1.304,75 mg/100 gram. Disarankan substitusi tepung ikan gabus sebanyak 10 % pada biskuit Balita.