COVID-19 menyebabkan banyaknya kematian pada populasi lanjut usia (lansia). Di Indonesia, hingga akhir Mei 2021 terdapat 49% kematian akibat COVID-19 dan pada pasien di atas 60 tahun (lansia) hanya didapatkan 10% kasus sembuh. Lansia dikategorikan sebagai kelompok berisiko terinfeksi virus Corona.  Wabah penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental. Pada saat pandemi, memahami kualitas hidup lansia yang sembuh dari COVID-19 pasca perawatan di rumah sakit adalah tantangan global yang baru. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data lansia yang selamat dari COVID-19 pasca rawat inap untuk dinilai kualitas hidupnya dan kesehatan diri. Penilaian dengan wawancara melalui telepon. Data demografi, sosial ekonomi, status kesehatan diambil dari rekam medis pasien. Responden memperoleh rerata skor kualitas hidup (EQ-5D) 0,911 dan rerata skor VAS 89,6. Nyeri sendi memiliki korelasi yang signifikan secara statistik dengan ketidaknyamanan (p < 0,000). Lama rawat inap kurang dari 14 hari memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidaknyamanan (p < 0,05). Sedangkan dimensi lain seperti mobilitas, perawatan diri, aktivitas sehari-hari dan kecemasan/depresi tidak berkorelasi dengan ketidaknyamanan secara signifikan. Kesimpulannya, kualitas hidup dan kesehatan diri yang dilaporkan oleh lansia penyintas COVID-19 relatif bagus. Adanya keluhan nyeri sendi dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih buruk (dimensi ketidaknyamanan), sementara risiko ketidaknyamanan meningkat secara signifikan dengan lama rawat yang lebih singkat.
Copyrights © 2023