Jurnal aplikasi IPTEK
Vol. 2 No. 1 (2018): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)

Pemberdayaan Masyarakat Kurang Mampu dengan Metode Sustainable Livelihoods Approach (SLA) di Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli

Pande Putu Agus Santoso (Unknown)
Dedy Panji Agustino (Unknown)



Article Info

Publish Date
07 Jan 2019

Abstract

ABSTRAKMitra pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat kurang mampu atas nama I Wayan Ragia yang tinggal di Banjar Sribatu, Desa Penglumbaran, Susut, Bangli. Profesi mitra adalah buruh tani harian lepas dimana pada saat tidak ada pekerjaan, beliau hanya menganggur. Padalah di sisi lain, mitra memiliki halaman luas yang belum termanfaatkan. Luas rumah mitra adalah 3 are, terdiri atas banguan seluas 1 are dan halaman seluas 2 are. Berdasarkan hasil obeservasi terungkap bahwa mitra memiliki keinginan yang kuat untuk bertani sayuran, khususnya labu siam di halaman rumahnya. Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah (1) keterbatasan modal untuk pengadaan alat dan bahan (bibit serta pupuk) pertanian, dan (2) keterbatasan pengetahuan tentang teknik bertani labu siam. Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat dengan The Sustainable Livelihoods Approach (SLA). SLA pada dasarnya merupakan upaya pelibatan masyarakat untuk belajar dan beraktivitas secara berkelanjutan dengan cara unik mereka menjalani hidup. Starting point dalam pemberdayaan masyarakat ini adalah potensi SDA, potensi SDM dan keinginan masyarakat mitra. Pemberdayaan masyarakat berbasis SLA ini terdiri atas tiga tahapan kegiatan. Tahap penyadaran (awareness) melalui sosialisasi. Tahap pendampingan (scaffolding) melalui (a) Transfer teknologi berupa alat dan bahan untuk membangun kebun labu siam, (b) Pemberian hibah bibit dan pupuk, serta (c) Pembangunan kebun serta pelatihan bertani labu siam. Tahapan pelembagaan (institutionalization) melalui Komunitas Taman Hati dan Pro Bali Ambassador Familly.Kata kunci : Masyarakat kurang mampu, SLA, Desa Penglumbaran, dan Labu Siam.ABSTRACTPartners in community service activities are the underprivileged people on behalf of I Wayan Ragia who live in Banjar Sribatu, Penglumbaran Village, Susut, Bangli. The partner profession is a freelance daily laborer where at no time work, he is only unemployed. On the other hand, partners have a large, untapped page. The width of the partner house is 3 acres, consisting of 1 acre house and 2 acre yard. Based on the results of obeservation revealed that partners have a strong desire to farm vegetables (especially squash) in the yard of his house. The main problems faced by partners are (1) limited capital for the procurement of tools and materials (seeds and fertilizers) agriculture, and (2) limited knowledge about farming techniques of pumpkin. Efforts to solve the problems that have been done is the empowerment of the community with the Sustainable Livelihoods Approach (SLA). SLA is basically an effort to involve the community to learn and move sustainably in their unique way of life. Starting point in the empowerment of this community is the potential of natural resources, potential human resources and the desire of the partner community. This SLA-based community empowerment consists of three stages of activity. Awareness stage through socialization. Scaffolding stage through (a) technology transfer in the form of tools and materials to build a squash gourd garden, (b) giving of seed and fertilizer grant, and (c) development of farming and training of farming of squash. Institutionalization stage through Komunitas Taman Hati and Pro Bali Ambassador Familly.Keywords: Poor People, SLA, Penglumbaran Village and Squash.

Copyrights © 2018