Secara ekologis mangrove berperan sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan, kerang dan spesies lainnya. Selain itu serasah mangrove berupa daun, ranting dan biomassa lainnya yang jatuh menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktivitas perikanan laut. Serasah yang sudah diketahui berat keringnya masing-masing sampel diambil 20 gram kemudian dimasukkan ke dalam kantong jaring berukuran diameter 15 cm dengan ukuran mata jaring 2 mm. Kantong tersebut diikat pada akar mangrove dengan posisi yang fleksibel atau saat surut, kantong tersebut terletak di lantai hutan dan saat pasang, kantong tersebut terapung di permukaan. Pengamatan terhadap makrobentos dilakukan di bawah tegakan mangrove dengan membuat plot/jaring perangkap (trap) berukuran 5m x 5m selanjutnya dalam plot tersebut diletakkan tiga trap kuadran 1m x 1m secara acak untuk mengamati jenis makrobenthos. Mata jala yang digunakan dalam pembuatan perangkap/trap ini adalah 2 mm Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penghancuran serasah daun R. mucronata adalah paling lama (0,215 gram/hari) dari ketiga jenis lainnya hal ini disebabkan kandungan tanin pada daun jenis tersebut (33,8%), pada daun R. apiculata (24%) dan daun S. alba (11,3%), sedangkan pada daun A. lanata memiliki kandungan tanin yang lebih rendah (0,44%) dan struktur daunnya lebih tipis hal ini menyebabkan serasahnya mengalami laju penghancuran (0,293 gram/hari) dan kehilangan nutrisi lebih cepat. Fauna makrobenthos yang ditemukan dalam pengamatan terdiri atas 5 kelas yang terbagi dalam 21 jenis, yaitu Gastropoda 13 jenis; Bivalvia 4 jenis; Crustacea 2 jenis; Polychaeta dan Sipuncula masing-masing 1 jenis.
Copyrights © 2023