Rancang bangun masjid di Indonesia menyesuaikan budaya masing-masing daerahnya. Namun, dibalik keindahan interior maupun eksterior masjid tersebut kurang menghiraukan aspek akustik ruangannya. Hal ini mengakibatkan munculnya permasalahan akustik seperti waktu dengung yang tinggi dan kurang meratanya distribusi SPL. Pemuda masjid yang biasa membantu pengurusan masjid berupa menyiapkan fasilitas ibadah, menjadi muazin, menggantikan imam saat tidak hadir, mengadakan kegiatan keagamaan di masjid dan lain sebagainya. Peran pemuda masjid yang vital ini bisa menjadi kader akustik masjid di daerah masing-masing. Hal ini menjadikan inisiasi Takmir Masjid KBH untuk memperbaiki kondisi masjid dan sekaligus membimbing pada pemuda masjid agar lebih peka terhadap permasalahan sarana dan prasarana ibadah di masjid, utamanya terkait tata suara atau akustik masjid. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah, ceramah, diskusi, demo alat dan praktek langsung. Analisis pengamatan dan evaluasi tingkat pemahaman peserta menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil dari kedua tes tersebut didapatkan peningkatakan nilai rata-rata dari yang awalnya 48% menjadi 75%. Sehingga kenaikan pemahaman rata-rata peserta adalah 27%. Simpulan dari kegiatan pelatihan ini adalah Adanya peningkatkan pemahaman peserta tentang akustik ruang masjid dibuktikan dari hasil kedua tes.
Copyrights © 2023