Perubahan hormon dalam tubuh remaja kadangkala mengalami penyimpangan pada payudara, yang beresiko terjadi kanker. Data Riskesdas (2018), menyebutkan bahwa kanker payudara di Indonesia sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000. Sosialisasi sejak dini perlu dilakukan untuk pencegahan kanker payudara. Survei menyebutkan bahwa 82,2% remaja membutuhkan pelayanan yang mudah diakses untuk kelancaran pelayanan kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi remaja tentang edukasi SADARI dengan menggunakan WhatsApp (WA). Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan desain posttest design only. Populasi dalam penelitian adalah seluruh remaja di SMA di kota Banda Aceh dan Kota Sigli di Aceh. Sampel penelitian sebanyak 199 responden dan diperoleh melalui multistage sampling. Kriteria inklusi responden yaitu 1). Remaja putri yang ada menstruasi, 2). Siklus mentruasi 21- 28 hari, 3). Tidak mengalami penyakit pada sistem reproduksi, 3). Mempunyai orang tua/ keluarga 4) bersedia menjadi responden. Pengumpulan data di SMAN 1 Sigli dan SMAN 5 Banda Aceh tanggal 7 Agustus - 5 September 2019 dengan menggunakan kuesioner yang telah duji reabilitas dan validitasnya. Analisa data menggunakan analisis deskriptif dengan program statistik. Hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi responden tentang edukasi SADARI dengan nilai rerata 3.54 (baik), Persepsi responden edukasi dimonitor oleh perawat Puskesmas 3, 64 (baik) dan persepsi responden tentang penggunaan Aplikasi WA (baik) dengan nilai 3,32 (baik). Perawat Puskesmas dapat membuat group edukasi dengan WA sesuai issue dan trends remaja yang tertarik dengan media. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pencapaian pelayanan yang tepat dan kontinyu pada kelompok remaja.
Copyrights © 2021