Sampah meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penduduk. Jumlah pendatang di wilayah RW 12 Desa Ciwaruga yang berpenduduk padat, makin menambah tumpukan sampah. Belum lagi, kepedulian masyarakat akan sampah masih kurang, terbukti dari pembuangan sampah sembarang. Kondisi ini memicu masalah baru, pemandangan yang tidak sedap serta polusi asap pembakaran. Berdasarkan wawancara dengan warga, di wilayah ini belum pernah diadakan sosialisasi pemanfaatan sampah, dan belum mempunyai sistem pengelolaan sampah mandiri. Politeknik Negeri Bandung sebagai instansi pendidikan yang berlokasi di desa Ciwaruga, melalui unit Pengabdian kepada Masyarakat bermaksud membantu menyelesaikan permasalahan. Solusi yang ditawarkan : sosialisasi pemilahan sampah, pelatihan pengelolaan sampah anorganik menjadi produk daur ulang dan Ecobrics, pemanfaatan sampah organik melalui pupuk, dan pendirian Bank Sampah yang memberi manfaat menambah penghasilan, sekaligus meminimalisir sampah. Metode pendekatan yaitu : pelatihan, Bimtek, pendampingan, dan evaluasi. Berdasarkan kuesioner, pengetahuan awal peserta mengenai persampahan cukup baik, begitu juga dengan sikap mencapai persentasi masing-masing 83% dan 80%. Sedangkan persentasi tindakan peserta dalam menangani sampah masih mencapai 60%. Untuk itu, hasil kegiatan diarahkan agar aktivitas masyarakat sudah mulai memilah sampah sejak dari rumah. Kresek sebagai sampah dominan diolah menjadi produk daur ulang yakni dompet, tas, sandal, dan Ecobrics. Sampah organik diolah menjadi pupuk dan hasilnya dimanfaatkan untuk media tanaman pekarangan. Bank sampah RW 12 dengan nama “ Parigi Lame Cempaka 12 Berseri” sudah terbentuk berikut kepengurusannya. Penyelesaian permasalahan sampah harus secara menyeluruh (organik dan anorganik) serta harus melibatkan seluruh komponen, tidak hanya pemerintah, tetapi, instansi lainnya, serta masyarakat, termasuk keberlangsungan aktivitas bank sampah. Kata Kunci: sampah organik dan anorganik, bank sampah, Ecobrics
Copyrights © 2023