Wilayah Kabupaten Bandung merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung yang merupakan Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan ekonomi. Pengembangan Kota Soreang Terpadu merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang dipersiapkan dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, dan juga untuk mendukung pengembangan Metropolitan Bandung Raya, serta pengembangan infrastruktur regional dan nasional. Proses urbanisasi dari kebijakan tersebut tentunya akan memiliki implikasi terhadap meluasnya aktivitas-aktivitas perkotaan yang akan mendesak lahan-lahan pertanian dan mengancam ketahanan dan keamanan pangan. Mengingat wilayah Kabupaten Bandung termasuk Soreang dan sekitarnya masih didominasi oleh lahan-lahan pertanian produktif. Penelitian ini mengkaji alih fungsi lahan pertanian sebagai implikasi kebijakan pengembangan Kota Soreang Terpadu. Dalam kajian tesis ini, selain faktor kebijakan, juga dianalisa faktor dinamika pertumbuhan perkotaan dan pertumbuhan rumah tangga pertanian. Berdasarkan hasil kajian, faktor dinamika pertumbuhan perkotaan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun sekitar 5,43 % dan mempengaruhi penurunan rumah tangga pertanian rata-rata sebesar -3,93 % per tahun. Sedangkan faktor kebijakan, memiliki implikasi yang cukup besar terhadap terjadiya alih fungsi lahan pertanian dimana lahan sawah akan berpotensi beralih fungsi menjadi lahan terbangun seluas ± 2.706,44 Ha atau sekitar 73,12 %
Copyrights © 2020