Al Muhafidz
Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023

MAKANAN PEMBERIAN AHLI KITAB: (Analisis Teori Limit Muhammad Syahrur Terhadap QS. Al-Maidah Ayat 5)

Luluk Khusnul Wahidah (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Al-Multazam)
Nina Nurrohmah (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Al-Multazam)
Wahdah Farhati (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Al-Multazam)



Article Info

Publish Date
04 Sep 2023

Abstract

Kehidupan sosial manusia terjadi karena faktor alamiah, saling memenuhi kebutuhan, dan saling ketergantungan. Salah satu contoh kegiatan saling memenuhi kebutuhan adalah terkait dengan kegiatan saling memb  eri baik sesama umat muslim ataupun non muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menerangkan halalnya makanan pemeberian dari ahli kitab, tetapi tidak disebutkan secara rinci terkait dengan makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah yang disebut dengan ahli kitab itu sendiri. Maka, pada penelitian ini Penulis akan menggali makna makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah kategori ahli kitab yang dimaksut dalam ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research, yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menelaah teori limit yang digunakan Syahrur dalam menafsirkan Al-Qur’an, kemudian menganalisis permasalah yang diangkat dengan metode yang digunakannya. Teori limit hadir dengan sebuah pendekatan ijtihad yang di rasa stagnan dan kurang selaras dengan perkembangan zaman. Pada penelitian ini juga mengemukakan pendapat ‘ulama salaf ataupun kontemporer, sebagai sebuah rujukan sekaligus perbandingan terhadap tawaran baru yang digunakan Syahrur dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa halal mengonsumsi makanan pemberian ahli kitab, tentunya dengan beberapa syarat terntentu. Adapun yang disebut dengan ahli kitab pada zaman sekarang adalah orang di luar Islam yang tetap meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan, dan tetap berpegang teguh pada kitab yang telah Allah turunkan. Namun dalam proses penentuan hukum ini, Muhammad Syahrur banyak mengesampingkan pendapat-pendapat ‘ulama salaf, sahabat dan bahkan sunnah Nabi sekalipun. Anggapan yang diungkapkannya bahwa sunnah Nabi merupakan sebuah ijtihad yang bersifat lokal-temporal, menjadikan penafsiran ini tidak merujuk kepada satupun hadits sebagai metode penafsiran. Bahkan, perkataan Nabi hanya dijadikan sebagai sebuah perbandingan yang layak untuk dikomentari.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

muhafidz

Publisher

Subject

Religion Humanities

Description

Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan TafsirAl Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang ...