cover
Contact Name
Hafid Nur Muhammad
Contact Email
hafidnurmuhammad@stiq-almultazam.ac.id
Phone
+6281348379920
Journal Mail Official
almuhafidzjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Jalaksana Desa Manis Kidul, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan Prov. Jawa Barat
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Al Muhafidz
ISSN : -     EISSN : 28076346     DOI : https://doi.org/10.57163/
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan TafsirAl Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan Tafsir.
Articles 52 Documents
PRINSIP KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM PANDANGAN AL-QUR'AN Subhan Mubarok
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.894 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.2

Abstract

Abstrak Pemerintah, kepala Negara ataupun pemimpin selalu berhadapan dengan masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok. Tugas utama pemimpin adalah mengatur perbedaan kelompok tersebut dengan baik. Jika pemimpin tidak bisa mengatur dengan baik maka akan menyebabkan suatu kehancuran. Namun sebaliknya jika pemimpin dapat mengatur perbedaan tersebut dengan baik maka akan mencipatakan kehidupan yang harmonis. Islam mengatur segala aspek kehidupannya berdasarkan dengan ketetapan dan ketentuan Allah Swt, tidak terkecuali dalam aspek kepemimpinan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai prinsip kepemimpinan Islam dalam pandangan Al-Qur’an sehingga hakikat dan pengertian kepemimpinan dapat dijustifikasi secara lebih terperinci. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prinsip kepemimpinan Islam berdasarkan Al-Qur’an terdiri kedalam tiga prinsip antaranya; Pertama, manusia dalam prinsip kekhalifahan. Kedua, prinsip keimanan terhadap keberhasilan kepemimpinan. Dan Ketiga, prinsip ulil amri dalam kepemerintahan. Abstract The government, heads of state, or the leaders are always dealing with people consisting of various groups. The main task of the leader is to manage the group differences properly, If the leader couldn’t manage properly, it would be devastation. On the contrary, if the leader will be able to manage these differences well, it would create a harmonious life. Islam regulates all aspects of life based on the provisions of Allah SWT, including in the aspect of leadership. Therefore, this study aims to discuss the principles of Islamic leadership in the view of the Qur'an, and then the essence and meaning of leadership can be justified in more details. The results of this study indicates that the principles of Islamic leadership based on the Qur'an consist of three principles, there are; First, the human principle in the concept of the khalifah. Second, the principle of faith (iman) for leadership success. And third, the principle of ulil amri in governance.
URGENSI TAFSIR AL-TARBAWI DALAM PENDIDIKAN Hafid Nur Muhammad
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.352 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.3

Abstract

Mejadi salah satu langkah penting dan juga merupakan terobosan yang dilakukan oleh akademisi keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan menuju pendidikan yang benar-benar islami dengan berlandaskan al-Qur’an sebagai pedomannya. Dalam ijtihadnya akdemisi pendidikan dijadikan mata kuliah Tafsir Tarbawi sebagai mata kuliah wajib di setiap jurusan keguruan khususnya di PTIN dan PTIS. Dengan hal tersebut warna pendidikan nampak jelas sudah pendekatan yang dilakukan para akademisi bukanlah langkah yang salah. Disisi lain tafsir tarbawi juga memberikan kesan keteguhan iman dan akhlakul karimah yang tidak diajarkan dalam pendidikan bernuansa barat, maka tafsir tarbawi bisa dikatakan objektif memegang peran ini walaupun bukan merupakan disiplin ilmu sendiri. Abstract To be an important step and also a breakthrough made by scientific academics, especially in the field of education, towards a truly Islamic education with the Koran based on as recently. In its ijtihad, education academics is used as a Tarbawi Tafsir course as a compulsory subject in every teacher training department, especially in PTIN and PTIS. With this, the color of education seems that the approach taken by academics is clearly the wrong step. On the other hand the tarbawi interpretation also gives the impression of the firmness of faith and morals that do not teach in western-style education, so the tarbawi interpretation can be said to be objective in holding this role even though it is not a discipline in itself.
SUKSES KEPEMIMPINAN DALAM PANDANGAN AL-QUR'AN Suwarno suwarno
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.43 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.4

Abstract

Abstrak Setiap bangsa dan negara menghendaki kemajuan dan kesejahteraan, demikian juga Indonesia yang saat ini Indonesia menjadi Negara yang paling banyak terpapar di kawasan Asia Tenggara dengan jumlah 311.176 kasus positif pertanggal 06 Oktober 2020, Indonesia sebagai Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam dengan Al Quran sebagai kitab suci sangat perlu dan dituntut untuk mendalami nilai-nilai luhur yang diajarkan Alquran, terutama untuk para pemimpin dan calon pemimpin. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sukses kepemimpinan berdasarkan Al-Qur’an terdiri kedalam jika mau belajar dengan terhadap nilai-nilai ibadah yang diajarkan Alquran yang terdiri dari sholat yang mengajarkan kedisiplinan, puasa yang mengajarkan jiwa amanah, zakat yang mengajarakan kepedulian, dan haji yang mengajarkan totalitas dan dalam pengorbanan. Abstract Every nation and country wants progress and prosperity, as well as Indonesia, which is currently the most exposed country in the Southeast Asia region with a total of 311,176 positive cases as of October 6, 2020, Indonesia as a country with a majority Muslim population with the Al-Quran as the holy book it is very necessary and required to deepen the noble values ??taught by the Koran, especially for leaders and prospective leaders. The results of this study indicate that successful leadership based on the Qur'an consists in learning the values ??of worship taught by the Koran which consists of prayer that teaches discipline, fasting that teaches the spirit of trust, zakat which teaches caring, and hajj that teaches totality and in sacrifice.
KARAKTERISTIK TAFSIR FI ZHILAL AL-QUR'AN Zaidi Muhammad
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.815 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.6

Abstract

Abstrac Tafsir fi Zhilal Quran was written in the range of 1952 to 1965. He had time to revise the first thirteen juz of his interpretation during his long detention1. This interpretation led Sayid Qutub to explore the various moral messages of Islam that were conveyed through Muhammad's treatises, which strengthened faith and could provide a perfect ideological foundation. It was so phenomenal that Sayid Qutub wrote a fi dzilal al-quran interpretation, with its unique methods and characteristics, rich in literary and social language in his dakwa, inviting and inviting in a beautiful language style.Sayid qutub can complete his Tafsir in prison with enthusiasm and enthusiasm in writing his tafsir, with the aspiration to provide the best legacy for future generatio Abstrak Tafsir fi Zhilal Quran ditulis dalam rentang antara tahun 1952 sampai tahun 1965. Beliau sempat merivisi ketiga belas juz pertama tafsirnya semasa penahanannya yang panjang.1 Tafsir ini membawa Sayid Qutub menjelajahi berbagai pesan moral Islam yang diemban melalui risalah Muhammad Saw, menguatkan Iman dan dapat menjadikan fondasi ideologi yang sempurna. Begitu fenomenalnya Sayid Qutub menulis tafsir fi dzilal al-quran, dengan metode dan karakteristiknya yang khas kaya akan bahasa satra dan social dalam dakwanya, menyeru dan mengajak dengan gaya bahasa yang indah. Sayid qutub dapat menyelesaikan Tafsirnya dalam penjara dengan antusias dan semangat dalam menulis karya tafsirnya, dengan cita-cita untuk memberikan waritsan yang terbaik untuk generasi yang akan datang. 1 Muhammad Zhirzin, Jihad menurut Sayid Qutub, (Solo, Ira Intermedia, 2001) h.134
TINDAK TUTUR PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF MAKSIM KESOPANAN LEECH Arief Darmawan
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.227 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.8

Abstract

Abstrak Penelitian ini berfokus pada tindak tutur pemimpin dari berbagai tingkatan di Indonesia. Untuk mengkaji permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori maksim kesopanan Geoffrey Leech yang terdiri dari maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generousity maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendahhatian (modesty maxim), maksim kecocokan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan studi pustaka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar pemimpin di negara Indonesia sudah mengaplikasikan maksim kesopanan Leech dengan optimal, terutama maksim kesimpatian, sehingga menimbulkan respon positif dari masyarakat yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang menggunakan bahasa verbal yang memenuhi prinsip maksim kesopanan dapat dijadikan dasar bagi pemimpin berikutnya dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya, baik skala besar maupun kecil. Abstract This research focuses on the speech acts of the leaders from various levels in Indonesia. To study this problem, the author uses Geoffrey Leech's politeness maxims theory which consists of the tact maxim, the generousity maxim, the approbation maxim, the modesty maxim, the agreement maxim, and the sympathy maxim. The data collection method used in this research is document study and literature study. The conclusion of this research is that most of the leaders in Indonesia have applied Leech's maxims of politeness optimally, especially the maxim of sympathy, which has led to a positive response from the people they lead. Leadership using verbal language that fulfills the maxims of politeness can be used as the basis for the next leader in managing the organization he leads, both large and small.
MAKNA AL-ARD DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Juz 28) Ali Zainal Arifin; Aas Siti Aisyah
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.195 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.12

Abstract

Penelitian ini membahas tentang makna kata al-ar? dalam Al-Qur’an juz 28. Kata al-ar? terkait erat dengan kehidupan manusia yaitu dengan tempat tinggal manusia, dalam terjemah Al-Qur’an hanya memberikan gambaran awal dari makna al-ar?, sehingga membutuhkan penjelasan lebih mendalam agar bisa mengetahui maknanya secara komprehensif. Penelitian ini menggunakan teori semantik Al-Qur’an Toshihiko Izutsu agar bisa mengetahui maknanya secara komprehensif. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari makna dasar, makna relasional dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti makna historis yang dilihat dari aspek sinkronik dan diakronik, dan yang terakhir adalah mencari weltanschauung atau makna konseptual dari kata al-ar?. Yang mana dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kata al-ar? dalam juz 28 dibagi menjadi dua makna yaitu, bermakna bumi secara umum (Ithl?qu al-ma’?n?) dan bumi yang tujuh (sab’i ara??n). Kedua makna tersebut mengantarkan pada pandangan dunia Al-Qur’an atau weltanschauung terhadap kata al-ar? yang bermakna bumi sebagai tempat tinggal manusia.
I’JAZ ‘ILMI: SEBUAH ISYARAT KAUNIYAH DALAM SURAT AR RAHMAN TELAAH TAFSIR THANTAWI JAUHARI Mahmud Rifanudin; Muh Faiq Pradana Aris Munandar
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2021): Available online since 25 Februari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.461 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i1.13

Abstract

AbstrakSurah ar-Rahman merupakan surah di dalam al-Qur’an yang di dalamnya banyak mengandung hikmah, diantaranya adalah ayat-ayat kauniyah yang harus dikaji dari sisi penafsiran ‘ilmi. sebagaimana diketahui dalam masyarakat bahwa surah ini sering digunakan dalam pernikahan. selain itu juga pembahasan surah ini sering tentang pengulangan ayat yang menyingkap aspek bahasa dan keagungan al-Qur’an. Namun bagaimana aspek penafsiran ayat kauniyah, yang ditinjau dari Tantawi Jauhari dalam tafsir al-jawahir. Kemudian diteliti dalam kajian pustaka dan menggunakan metode analisis deskriptif. Sehingga ditemukan inti pembahasannya bahwa kandungan tafsir ‘ilmi ayat kauniyah dalam surah ar-rahman meliputi keseimbangan langit dan alam semesta, serta manfaat matahari dan bulan, dan kemungkinan untuk menembus bumi dan langit.
KONTROVERSI KEWALIAN MARYAM (Analisis Kajian Qashash Al-Qur’an Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan) Agus Setiawan; Ali Zainal Arifin; Ai Siti Nurjanah
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): Available online since 25 Agustus 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.575 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i2.15

Abstract

Maryam adalah sosok wanita mulia yang Allah lebihkan diantara banyaknya para wanita. Maryam merupakan wanita yang dekat serta ta’at kepada Allah. Maryam adalah wanita suci sepanjang masa yang namanya disebutkan dalam Al-Qur’an sekaligus diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Qur’an. Jiwa yang bersih dan ketekunan dalam beribadah menjadi salah satu sebab turunnya karamah Allah yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun selainnya. Dengan banyaknya karamah yang Allah berikan, ada sebagian para ahli tafsir yang menganggapnya sebagai nabi perempuan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang kontroversi Kewalian Maryam menurut pendapat ahli tafsir. Hasil dari penelitian ini adalah ketika menafsirkan ayat-ayat karamah Maryam dalam Al-Qur’an penulis menemukan banyak kontroversi para ahli tafsir tentang kewalian Maryam. Perbedaan pendapat itu muncul dari pemahaman mereka dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satunya dalam memahami QS. Maryam: 19. Sebagian muffasir ada yang berpendapat peristiwa tersebut sebagai nubuwwah (risalah kenabian) dan ada juga yang berpendapat bahwa peristiwa tersebut bukan sebuah nubuwwah melainkan petunjuk dan kehendak Allah SWT.
FEMINISME DALAM AL-QUR’AN (Analisis Penafsiran Fatima Mernissi Surat An-Nisa Ayat 34) Hafid Nur Muhammad; Fitri fitri
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): Available online since 25 Agustus 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.463 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i2.17

Abstract

Feminisme dalam Al-Qur’an Analisis Penafsiran Menurut Fatima Mernissi sesuai Qs. An-Nisa ayat 34. Pembahasan mengenai feminisme sudah banyak dikumandangkan baik dalam kalangan umum maupun kalangan akademisi Indonesia. Fokus pembicaraan yang dibahas ada yang bersifat umum menyangkut hak-hak dan pemberdayaan perempuan. Ada pula yang bersifat khusus dikaitkan dengan pemikiran Islam, terutama tentang penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an serta pemahaman hadits-hadits Nabi yang berhubungan dengan masalah perempuan. Seusai dengan penjelasan metode maudhu’i oleh Abu Hayy Al-Farmawi agar sampai kepada pengetahuan ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an yang memiliki pembahasan serupa dengan penelitian serta mendalami makna yang terkandung dalam setiap ayatnya. Penelitian ini akan menunjukkan sudut pandang Fatima Mernissi dengan sudut pandang para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan feminisme dan gender.
KRITIK HERMENEUTIKA DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR’AN DITINJAU DARI KONSEP AD-DAKHIL FI AT-TAFSIR Isna Septiasari Isna; Ayi Abdul Rosyid; Khanif Lutfi
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): Available online since 25 Agustus 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.498 KB) | DOI: 10.57163/almuhafidz.v1i2.19

Abstract

Sebuah penafsiran yang benar adalah penafsiran yang sesuai dengan kaidah-kaidah penafsiran Al-Qur’an. Syarat untuk menjadi sebuah penafsir tidaklah berdasarkan kecerdasan menganalisis sebuah teks, namun lebih kepada penguasaan keilmuan agama sebagai dasar dari pemahaman Al-Qur’an yang cakupannya luas, serta hasil dari penafsirannya yang memunculkan hukum sesuai dengan yang dimaksud Allah di dalam Al-Qur’an. Diskursus hermeneutika menjadi sebuah masalah serius dalam dunia tafsir Al-Qur’an, hermeneutika memberikan sebuah pemahaman yang menyimpang terhadap suatu ayat Al-Qur’an, hukum-hukum yang dihasilkan menuai banyak kontroversi dari beberapa kalangan, penafsiran dengan teori hermeneutika menyelisihi dengan kaidah tafsir klasik atau konvensional yang telah mapan dan baku sebagai sebuah teori terhadap penggalian makna serta maksud dari ayat Al-Qur’an. Beberapa tanggapan ataupun kritikan terkait kontroversi teori hermeneutika ini sudah menjamur, menurut ulama salaf bahwa kaum hermeneutika mencoba menafsirkan ayat Al-Qur’an secara keseluruhan, maksudnya semua ayat Al-Qur’an dapat ditafsirkan, yakni ayat-ayat Qath’i baik ayat Mutasabihat maupun ayat Muhkamat, yang sifat ayat-ayat tersebut ketentuannya sudah tetap.