Latar Belakang: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan kondisi ketika sel-sel prostat mengalami peningkatan pertumbuhan akibat sel stroma dan epitel yang terus mengalami proliferasi. BPH sering dialami oleh laki-laki usia >50 tahun dan biasanya disertai dengan gejala lower urinary tract symptoms (LUTS). Manajemen terapi pada BPH meliputi watchful waiting, terapi farmakologi dan tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan termasuk penyelesaian gejala jangka panjang paling baik pada BPH. Transurethral Resection of The Prostate (TURP) adalah tindakan paling umum dilakukan dengan komplikasi utama adalah perdarahan. Asam traneksamat termasuk antifibrinolitik dan merupakan inhibitor kuat terhadap plasminogen dan urokinase. Obat ini bekerja dengan menghambat interaksi plasminogen dengan fibrin sehingga dapat mencegah fibrinolisis.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan asam traneksamat pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri.Metode: Penelitian dilakukan secara observasional dengan metode retrospektif pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri periode Januari 2019 - November 2019.Hasil dan Kesimpulan: Pola penggunaan asam traneksamat hanya digunakan tunggal pada 40 pasien (100%) dengan regimentasi dosis paling banyak digunakan adalah (3x500mg) IV sebanyak 24 pasien (60%) dan lama terapi paling banyak diberikan sekitar 2-8 hari sebanyak 39 pasien (98%).
Copyrights © 2023