Kepemimpinan Kristen yang tepat adalah pemimpin yang rendah hati dan menghormati orang lain. Agar dapat bertahan hidup, kepemimpinan harus mengakui perbedaan yang setara dan menghormatinya dengan rasa hormat dan perhatian. Namun gambaran ideal ini tidak cocok dengan dengan kebanyak oranag yang menyebut dirinya pemimpin. Berdasarkan gambaran faktual yang berbeda dengan gambaran ideal tersebut, penelitian ini bertujuan untukmemberikan sumbangsih pola pikir global tentang kepemimpinan dalam kesetaraan dan mengaitkannya dengan konteks budaya, secara spesifik falsafah suku Batak Toba yaitu Dalihan Na Tolu. Metode yang digunakan adalah penelitian kualtitatif dengan pendekatan deskriptif.Perjumpaan dengan budaya memungkinkan seorang pemimpin memiliki pola pikir global dan menganggap perbedaan bukan sebagai subordinasi tetapi menjadi kesetaraan. Memimpin dalam pola pikir global memberi ruang bagi pemimpin untuk menghormati eksistensi manusia sebagai pribadi yang utuh yang harus dihormati, perlu didengar dan diberi ruang untuk mengambil keputusan. Dalam kekristenan rasa hormat pemimpin kepada yang dipimpin didasarkan pada penciptaan dan penebusan yang berlaku setara bagi semua manusia. Kesetaraan inilah yang menjadi landasan rasa hormat seorang pemimpin kepada bawahan.
Copyrights © 2023