Transisi kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka berdampak bagi guru mata pelajaran sosiologi. Beberapa materi esensial sosiologi dalam Kurikulum Merdeka sedikit berbeda dengan kurikulum 2013. Selain itu, capaian pembelajaran (CP) kurikulum merdeka ditulis dengan narasi berupa paragraf. Standar tersebut relatif baru bagi guru sehingga urutan materi dan kompetensi yang akan diajarkan harus disusun secara rinci dalam bentuk alur tujuan pembelajaran (ATP). Sebagian besar guru di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Madrasah Aliyah(MA) Kabupaten Malang berasal dari latar belakang non pendidikan sosiologi. Oleh karena itu, penafsiran CP menjadi ATP sebagai urutan materi esensial cukup sulit dipetakan. Kasus ini menjadi tantangan bagi guru mata pelajaran sosiologi di MA Kabupaten Malang. Penguatan mengenai materi esensial sosiologi dapat membantu guru mengatasi tantangan tersebut. Pendampingan dengan metode capacity building dilakukan untuk membedah materi-materi esensial Sosiologi. Hasilnya, guru dapat memanfaatkan materi pendampingan tersebut menjadi ATP di satuan pendidikan masing-masing sebagai bahan untuk menyusun perangkat ajar lanjutan, yaitu modul ajar. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan survei (angket tertutup), tujuannya untuk mengukur tingkat penguasaan dan kepuasan program.
Copyrights © 2023