Menurut Unicef dalam kerangka kebijakan gerakan seribu hari pertama kehidupan, penyebab langsung masalah gizi yang pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Sedangkan pada tahun 2018 prevalensi stunting adalah 30,8% yang artinya telah tejadi penurunan jika dibandingkan tahun 2013, namun masalah stunting masih menjadi masalah utama di Nusa Tenggara Timur sehingga perlu terus dilakukan penelitian lanjutan terutama pada kelompok umur yang berisiko seperti bayi dan balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan konsumsi pangan dan karakteristik keluarga balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah cross sectional study, lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Oesapa dengan total sampel sebanyak 96 balita. Hasil analisis menggunakan uji chi-square, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsumsi pangan antara balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang (p = 0,012). Hasil analisis terhadap karakteristik keluarga antara lain terdapat perbedaan pekerjaan ayah (p=0,006) dan pola asuh perawatan kesehatan (p=0,001) pada balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Sedangkan hasil analisis terhadap Pendidikan orangtua, pendapatan keluarga, usia balita, jumlah anggota keluarga, jumlah saudara kandung, dan pengetahuan ibu balita menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada balita stunting dan tidak sunting di Kota Kupang.
Copyrights © 2023