Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI SAAT SARAPAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KOTA KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Pantaleon, Maria Goreti; Loaloka, Meirina Sulastri; Sine, Juni Gressilda Louisa
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.858 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27384

Abstract

Latar Belakang: Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan dan sering ditemui pada anak sekolah. Stunting dapat menurunkan kualitas generasi di masa mendatang. Anak stunting perlu diberikan sarapan agar dapat fokus pada pelajaran dan beraktivitas optimal di sekolah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beda asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode: Desain case control diterapkan dalam studi ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2019 di SD Inpres Maulafa dan SD Negeri Kelapa Lima, Kota Kupang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, meliputi karbohidrat, protein, lemak, zat besi, seng, vitamin A, dan kalsium, sedangkan variabel terikat, yaitu stunting. Asupan zat gizi dikumpulkan menggunakan form food recall 1x24 jam dan status stunting ditentukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise kemudian dihitung menggunakan indikator TB/U. Sampel penelitian adalah siswa kelas 5 dengan jumlah 58 siswa stunting dan 58 siswa tidak stunting yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan diuji dengan independent t-test. Hasil: Lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan yang stunting (58,6%). Ada perbedaan asupan karbohidrat (p=0,022), protein (p=0,044), lemak (p=0,046), zat besi (p=0,035) dan seng (p=0,043) saat sarapan pada siswa stunting dan tidak stunting. Simpulan: Ada perbedaan asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang.
FAKTOR IBU DAN WAKTU PEMBERIAN MPASI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Loaloka, Meirina Sulastri; Pantaleon, Maria Goreti
Journal of Nutrition College Vol 10, No 1 (2021): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v10i1.30246

Abstract

Latar belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI dengan status gizi balita di Kabupaten Kupang.Metode: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 229 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu (p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,001), perilaku gizi ibu (p value=0,001), dan waktu pemberian MPASI (p value=0,001), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,783), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,355) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu.
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) DAN IKAN LEMURU (SARDINELA LEMURU) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ROTI MANIS LEMBUNING Meirina Sulastri Loaloka; A.A Ayu Mirah Adi; Asweros Umbu Zogara
CHMK Applied Science Journal Vol 3 No 2 (2020): CHMK Applied Scientific Journal
Publisher : Universitas Citra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37792/casj.v3i2.810

Abstract

ABSTRACT Background. One effort to solve nutritional problems in NTT is to modify local food into nutritious food for children to consume. Local food ingredients used include lemuru fish and pumpkin. Lemuru and pumpkin contains protein, carbohydrates and antioxidants. Both of the two can be found in NTT and are easily available and inexpensive. Aim. To know the effect of the pumpkin flour substitution (Cucurbita Moschata) and lemuru fish flour (Sardinella Lemuru) on the organoleptic of Lembuning Sweet Bread. Methods. The type of research is an experiment, using a Completely Randomized Design that was tested using an organoleptic test with panelists taken from lecturers, staff, and students of Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang totaled 71 people, then analyzed using the ANOVA test. This research was conducted in June to July 2018 in the Food Technology Laboratory of Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Results. There was no effect on the quality of pumpkin substitute sweet bread and lemuru fish based on indicators of color, taste, and aroma, while there was an influence on quality of pumpkin substitute sweet bread and lemuru fish based on texture. Conclusion. Sweet bread made from pumpkin flour substitution and lemuru fish need to be modified so that it is liked by children Keywords: lemuru fish, pumpkin, lembuning sweet bread
PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KMS BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK 6-24 BULAN Asweros Umbu Zogara
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Vol 1 No 1 (2017): CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Cintra Bangsa University - Literacy and Publishing Center (CBU-LPC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1468.356 KB) | DOI: 10.37792/thenursing.v1i1.15

Abstract

ABSTRAKAnak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu untuk dijaga kualitas hidupnya agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Pertumbuhan anak dapat dipantau melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Melalui KMS, gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Pengetahuan ibu tentang isi KMS sangat penting dalam pemantauan pertumbuhan anak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang KMS dengan pertumbuhan anak 6-24 bulan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode studi kasus. Responden penelitian adalah semua anak 6-24 bulan yang berada di Posyandu Kasih Bunda dan Posyandu Harapan Kasih di wilayah kerja Puskesmas Sikumana, Kota Kupang. Sampel penelitian sebanyak 35 anak. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan KMS (51.43%). Sebanyak 71.43% anak bertumbuh dengan baik. Hasil uji statistik menunjukkan pengetahuan ibu tentang penggunaan KMS berhubungan signifikan dengan pertumbuhan anak 6-24 bulan (p <0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang penggunaan KMS berhubungan secara signifikan dengan pertumbuhan anak 6-24 bulan. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan ibu tentang KMS perlu ditingkatkan secara berkesinambungan sehingga anak dapat bertumbuh secara optimal. Kata kunci: pengetahuan ibu, penggunaan KMS, pertumbuhan anak. ABSTRACTChildren are nation’s future generation whose life quality must be maintained so that they can grow and develop optimally. Children’s growth can be monitored through KMS (Kartu Menuju Sehat). With KMS, growth disorders and the risk of nutrients excess can be caught early so the preventive measures can be done more quickly before the problem become more severe. Mothers’ knowledge about the content of KMS is very important to children growth monitoring. The purpose of this research is to determine the relationship between mother’s knowledge about KMS and the growth of children of 6-24 months of age at Posyandu Kasih Bunda dan Posyandu Harapan Kasih in Puskesmas Sikumana, Kupang. There were 35 children chosen as study samples. The results showed that 51.43% of mothers have good knowledge about the use of KMS, and about 71.43% of 6-24 months children have good growth. Statistical test indicates that mother’s knowledge about the use of KMS correlates significantly with the growth of children aged 6-24 months. It is suggested that mothers’ knowledge be continuously improved in order to ensure the optimal growth of their children. Keywords: mothers’ knowledge, the use of KMS, children’s growth 
PENGETAHUAN GIZI, PERILAKU JAJAN, DAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR GMIT KUANINO KOTA KUPANG Asweros Umbu Zogara
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Vol 1 No 1 (2017): CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Cintra Bangsa University - Literacy and Publishing Center (CBU-LPC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2047.321 KB) | DOI: 10.37792/thenursing.v1i1.16

Abstract

ABSTRAKAnak sekolah dasar merupakan aset negara yang sangat penting bagi keberhasilan pembangunan bangsa yang harus disiapkan kesehatannya sejak dini, baik secara fisik maupun mental. Akan tetapi, banyak anak sekolah dasar yang mengalami masalah gizi, yaitu kurang gizi (stunting dan wasting) dan gizi lebih (overweight dan obesitas). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan adanya masalah gizi pada anak sekolah yang harus menjadi perhatian semua pihak. Secara nasional prevalensi pendek pada anak umur 5-12 tahun adalah 30,7%, kurus 11,2%, dan gemuk 18,8%. Banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya masalah gizi, antara lain pengetahuan gizi dan perilaku jajan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan gizi, perilaku jajan, dan status gizi siswa SD GMIT Kuanino Kupang. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional. Adapun responden penelitian adalah siswa kelas V dan VI dengan sampel sebanyak 148 siswa. Hasil yang diperoleh yaitu lebih banyak responden berjenis kelamin laki-laki yang berpengetahuan gizi kurang dibandingkan perempuan, tetapi responden berjenis kelamin laki-laki berperilaku jajan lebih baik dibandingkan perempuan. Sebagian besar responden berstatus gizi normal (57.40%) sedangkan responden yang kurus sebesar 34.50% dan obesitas 2.70%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagian besar responden telah memiliki perilaku jajan yang baik, tetapi tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi responden yang masih rendah. Perlu ada upaya berkelanjutan untuk peningkatan pengetahuan gizi siswa. Kata kunci: status gizi, pengetahuan gizi, perilaku jajan, anak sekolah dasar ABSTRACTElementary school children are nation’s assets that will play vital roles in the development of our country whose health must be prepared early, both physically and mentally. However, many elementary school children have nutrition-related health problems, such as malnutrition (stunting and wasting), overweight and obesity. Based on 2013 Riskesdas, there were nutritional problems that should become the concern of all parties involved. The prevalence of stunting in children aged 5-12 years is 30.7%, 11.2 for wasting and 18.8% for overweight cases. Many factors can be associated with nutritional problems, such as nutrition knowledge and snacking behavior. The aim of this study is to describe knowledge about nutrition, snacking behavior, and nutritional status of elementary school students at SD GMIT Kuanino, Kupang. The study was cross-sectional and involving the total samples of 148 students. The results showed that male respondents had less knowledge about nutrition than female respondents, yet males respondents had better snacking behavior that female respondents. Most respondents had a normal nutritional status (57.40%), stunting 34.50%, and obsessed 2.70%. It is concluded that even though most respondents have good snack behavior, their nutritional knowledge is still low. There needs to an on going effort to increase students’ knowledge on nutrition. Keywords: nutritional status, nutritional knowledge, snacking behavior, elementary school children
Pengaruh Subtitusi Tepung Bayam Merah dan Tepung Kacang Merah terhadap Uji Organoleptik dan Kandungan Gizi Cookies Meirina Sulastri Loaloka; Astuti Nur; Santa L.D.V. da Costa; Anak Agung Ayu Mirah Adi; Asweros Umbu Zogara
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol 2 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.96 KB) | DOI: 10.30812/nutriology.v2i1.1236

Abstract

Abstrak Status gizi ibu menjadi salah satu faktor yang menentukkan pertumbuhan perkembangan janin termasuk berat dan panjang saat lahir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT) yang kaya Fe. PMT dapat disajikan dalam bentuk makanan pokok maupun selingan dengan bahan baku pangan lokal. Produk PMT yang baru adalah pemberian Cookies kaya Fe dengan formulasi penambahan bayam merah dan kacang merah. Cookies menjadi pilihan karena berbahan dasar tepung terigu yang sudah dikenal masyarakat luas, dapat langsung dikonsumsi, kadar airnya rendah sehingga tahan lama, teksturnya digemari karena renyah, dan mudah dibuat, disamping membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat besi untuk ibu hamil.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahaui pengaruh subtitusi tepung bayam merah dan tepung kacang merah terhadap uji organoleptik dan kandungan gizi cookies. Jenis penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan P1 (30 % & 5 %), P2 ( 40 % & 10 %), P3 (50 % & 15 %). Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan aroma dan tekstur pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value < 0.05, dan tidak ada perbedaan kualitas untuk rasa dan warna pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value > 0.05. untuk hasil uji kandungan gizi terdapat perbedaan yang nyata dimana dalam perlakuan P1 sampai P3 kandungan protein lebih tinggi pada perlakuan P3 dengan nilai 8.89 kal/100 gr bahan makanan.
PEMBUATAN MAKANAN BERGIZI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR YAYASAN KRISTEN SETIA KUASAET, KOTA KUPANG Asweros Umbu Zogara; Indhira Shagti; Putu Amrytha Sanjiwani; Meyrina Sulastri Loaloka
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat. Hal ini menjadi penting karena siswa sekolah merupakan generasi penerus tumpuan bangsa sehingga perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya. Siswa sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik dan mental sehingga memerlukan kondisi tubuh yang optimal dan bugar. Oleh karena itu, siswa sekolah memerlukan status gizi yang baik. Masalah gizi di Kota Kupang pada siswa sekolah dasar cukup tinggi. Prevalensi sangat pendek dan pendek mencapai 3,75% dan 16,77%, sedangkan sangat kurus dan kurus sebesar 4,88% dan 12,21%. Salah satu penyebab masalah gizi pada anak SD adalah asupan zat gizi yang rendah. Rendahnya asupan zat gizi dapat disebabkan oleh pola makan anak. Pola makan yang baik dapat meningkatkan status gizi. Keadaan gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Mei tahun 2021 di SD Kristen Setia Kuasaet, Kota Kupang dengan thema : pemberian makanan bergizi bagi siswa sekolah dasar. Peserta kegiatan ini adalah orang tua siswa yang berjumlah 20 orang. Tujuan kegiatan ini untuk mengajarkan orang tua tentang pengolahan bahan pangan menjadi makanan bergizi bagi siswa sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pendidikan masyarakat berupa pelatihan pengolahan bahan pangan kepada orang tua siswa. Kegiatan diawali dengan pemberian informasi kepada orang tua tentang makanan bergizi dan perilaku makan anak. Setelah itu, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan makanan bergizi, yaitu brule boom dan talam abon ikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa orang tua memahami tentang pentingnya menyiapkan makanan bergizi bagi anak sebelum dan sesudah anak sekolah. Selain itu, orang tua siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, bahkan mereka berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan menu-menu makanan yang berbeda.
PEMBUATAN FROZEN FOOD BERBASIS PANGAN LOKAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 Indhira Shagti; Tirza V.I. Tabelak; Asweros Umbu Zogara; Christine Rosanti Nenotek
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 3 No. 1 (2022): Volume 3 Nomor 1 Edisi April 2022
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v3i1.175

Abstract

Pandemi Covid 19 membawa banyak perubahan di masyarakat. Masyarakat mulai memasuki kondisi yang disebut New Normal, artinya masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas di luar rumah. Pandemi Covid 19 juga berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat. Banyak usaha masyarakat yang mengalami “gulung tikar” karena menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu angka PHK saat pandemi Covid 19 cukup tinggi, yaitu mencapai lebih dari 2 juta orang. Frozen food merupakan salah satu terobosan dalam bidang pangan untuk menyediakan makanan siap saji dengan daya simpan lama. Pandemi Covid 19 semakin meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi frozen food. Selain sebagai salah satu makanan yang digemari masyarakat, frozen food juga membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi. Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah . Buktinya di Indonesia banyak tumbuh berbagai macam varietas tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Letak Indonesia yang strategis berada di daerah ktulistiwa dengan jumlah matahari yang cukup menjadikan Indonesia sebagai lahan yang cocok untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman lokal. Oleh karena itu, frozen food perlu disiapkan dengan proses dan bahan berkualitas sehingga frozen food menjadi makanan yang bergizi. Salah satu bahan makanan yang dapat digunakan untuk membuat frozen food adalah bahan pangan lokal. Adapun bahan pangan lokal yang digunakan adalah Daun Kelor. Tanaman kelor merupakan yang mudah tumbuh di daerah lahan kering. Secara ilmiah, kelor yang tumbuh di daerah lahan kering di NTT mempunyai kandungan gizi lebih tinggi dari kandungan gizi yang hidup di tempat lain. Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli tahun 2021 di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Program Studi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Peserta kegiatan ini adalah alumni Program Studi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang yang berjumlah 9 orang. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap dapat membuka usaha frozen food di Kota Kupang.
Riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini sebagai prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur Asweros Umbu Zogara; Hamam Hadi; Tony Arjuna
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.68 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).41-50

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting is a chronic nutrition problem that reflects failure in growth accumulated before and after birth. Many factors affect the incidence of stunting, among others are exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food. The result of a survey carried out by FAO, WFP, and UNICEF in 2010 showed the prevalence of stunting in children under five years old at Timor Tengah Selatan District was 61%.Objectives: To find out whether history of exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were predictors of stunting in children under two years old at Timor Tengah Selatan District.Methods: This was observational study by cross sectional design used quantitative and qualitative methods. Qualitative data obtained from focus group discussion. Subject of the study consisted of 408 children 6 to 24 months from 14 villages at Amanuban Barat and Kie Subdistrict selected through simple random sampling technique. Retrieval of data used a structured questionnaire. Stunting in children under two years old measured by indicators of body length by age. Data were analysed by chi square and logistic regression tests with 95% confident interval.Results: The proportion of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict was 49%. The proportion of exclusive breastfeeding was 61%, and early introduction of complementary food was 36,8%. Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not factors affecting the incidence of stunting in children under two years old. Factors more strongly affecting the incidence of stunting in children under two years old were energy intake and characteristics of parents that comprised education and occupation.Conclusions: Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not predictors of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict.KEYWORDS: stunting, exlusive breastfeeding, early introduction of complementary food, children under two years oldABSTRAKLatar belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat memberikan gambaran kegagalan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kejadian stunting diantaranya pemberian ASI eksklusif dan pengenalan MPASI dini. Hasil survei yang dilakukan FAO, WFP, dan UNICEF tahun 2010 menunjukkan prevalensi stunting pada balita di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 61%.Tujuan: Untuk mengetahui apakah riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini merupakan prediktor terjadinya stunting pada anak di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Timor Tengah Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh melalui focus group discussion. Sampel penelitian sebanyak 408 anak berusia 6-24 bulan yang berasal dari 14 desa di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur. Stunting pada baduta diukur menggunakan indikator panjang badan menurut umur (WHO 2005). Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan 95% confident interval.Hasil: Proporsi baduta yang mengalami stunting sebesar 49%. Proporsi pemberian ASI eksklusif pada baduta sebesar 61% dan proporsi pemberian MPASI dini sebesar 36,8%. Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada baduta. Faktor-faktor yang lebih kuat pengaruhnya terhadap terjadinya stunting pada baduta adalah asupan energi dan karakteristik orang tua yang meliputi pendidikan dan pekerjaan orang tua.Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.KATA KUNCI: stunting, ASI eksklusif, MPASI dini, baduta
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Asweros Umbu Zogara; Maria Goreti Pantaleon
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 9 No 02 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.151 KB) | DOI: 10.33221/jikm.v9i02.505

Abstract

Masa balita merupakan periode yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ke depannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi kesehatan, termasuk status gizi balita. Masalah stunting memiliki dampak yang besar bagi masa depan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor orangtua dan kejadian stunting pada balita di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu. Penelitian dilaksanakan di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain studi cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian berjumlah 176 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor orang tua yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah pendidikan ayah (Pvalue=0,035) dan ibu (Pvalue=0,031), jumlah anggota keluarga (Pvalue=0,008), dan pengetahuan gizi ibu (Pvalue=0,002). Sedangkan pekerjaan ayah (Pvalue= 0,233) dan pekerjaan ibu (Pvalue= 0,895) tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian stunting, yaitu asupan protein (Pvalue=0,002) dan lemak (Pvalue=0,017). Sedangkan asupan karbohidrat tidak berhubungan dengan kejadian stunting (Pvalue=0,687). Perlu dilakukan intervensi gizi untuk memperbaiki status stunting pada balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi ibu dan asupan makanan yang bergizi.