Augmented Reality di implementasikan untuk pengenalan rumah adat yang terdapat di Indonesia sebagai sarana edukasi. Pada Augmented Reality, pengguna (dalam hal ini anak) dapat merasakan sensasi penggabungan objeknyata dengan objek virtual baik secara 2 dimensi maupun 3 dimensi.Dalam menggunakan Augmented reality dapat dilakukan dengan dua metode, salah satunya Marker base tracking. Namun berapa jarak yang optimal untuk digunakan dan berapa sudut kemiringan yang dapat digunakan masih menjadi pertanyaan. Dalam menguji jarak dibutuhkan alat ukur jarak, misalnya penggaris ataupun meteran. Sedangkan dalam menguji sudut kemiringan pendetaksian dibutuhkan alat seperti busur derajat. Pengujian jarak yang dilakukan yaitu dengan variabel 6 cm, 12 cm,18 cm, 25 cm, 35 cm, 45 cm, 55 cm, 65 cm, 75 cm, 85 cm, 95 cm dan 100 cm. Sedangkan untuk sudut kemiringannya dilakukan dengan variabel 10o, 20o, 30o, 45o, 60o, 90o, 100o, 110o, 120o, 135o, 160o, dan 170o. Sehingga ditemukan jarak dan sudut yang optimal dalam pendeteksian marker. Kesimpulan yang didapat dari pengujian ini adalah ditemukannya jarak pendeteksian marker minimal yaitu 6 cm dan jarak maksimal pendeteksian adalah 85 cm dengan marker berukuran 6 x 4,5 cm. Sedangkan sudut minimalnya diperoleh 20° dan sudut maksimalnya adalah 160°. Kata kunci : Augmented Reality, Marker Based Tracking, Rumah adat di Indonesia, sudut, jarak
Copyrights © 2022