Dua dosis vaksin Covid-19 sebagai upaya preventif memutus mata rantai penularan Covid-19, hasil studi menunjukkan efektivitasnya menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini mendorong pemerintah untuk mengadopsi program vaksinasi ulang nasional untuk usia 19 tahun, dengan memprioritaskan penerima manfaat terbesar, salah satunya adalah lansia. Namun pelaksanaan program ini menemui berbagai kendala dan tentangan masyarakat. Salah satu upaya yang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini adalah penggunaan pesan berbasis rasa takut untuk meningkatkan motivasi lansia untuk mengikuti program vaksin booster. Dalam penelitian ini menggunakan quasy eksperimental dengan pendekatan one group pra-post test design, dan yang menjadi sampel adalah lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pungging Kabupaten Mojokerto yang tidak menerima booster covid-19 sebanyak 50 responden memenuhi kriteria penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode simple random sampling. Kuesioner tertutup digunakan sebagai alat pengumpulan data. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fear appeal message tentang Covid-19, dan variabel terikatnya adalah motivasi untuk mengikuti program vaksinasi booster Covid-19. Analisis data dengan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon memberikan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,005 maka hipotesis penelitian diterima yang berarti bahwa fear appeal message efektif meningkatkan motivasi lansia untuk mengikuti vaksinasi booster Covid-19. Metode ini dapat membina dan meningkatkan motivasi masyarakat untuk memutus mata rantai penularan covid-19 melalui program vaksinasi covid-19, baik vaksinasi primer maupun booster
Copyrights © 2022