Bawang dayak merupakan salah satu tanaman yang biasanya digunakan sebagai obat tradisional di daerah Kalimantan. Bawang dayak diketahui mengandungan bebebrapa senayawa fitokimia seperti alkaloid, tanin, flavonoid dan glikosida yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan secara in-vitro dengan teknik kertas cakram (Kirby- Bauer) dengan menguji ekstrak umbi bawang dayak terhadap salah satu faktor fisik yaitu suhu penyimpanan. Pengujian kemampuan antibakteri dilakukan pada Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak bawang dayak yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 40%. Suhu penyimpanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4oC, 20oC, dan 40oC . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 4oC didapatkan diameter zona hambat dengan rata-rata 25,33 mm, pada suhu 20oC didapatkan diameter zona hambat dengan rata-rata 32,5 mm dan pada suhu 40oC didapatkan diameter zona hambat dengan rata-rata 29,83 mm. Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan nilai signifikansi 0,00 yang berarti suhu berpengaruh terhadap stabilitas ekstrak etanol bawang dayak dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Suhu penyimpanan yang paling optimal untuk menyimpan ekstrak umbi bawang dayak adalah pada suhu 20oC.
Copyrights © 2022