Artikel ini menguraikan dinamika hidup komunitas-komunitas KakureKirishitan (Orang-orang Kristiani Tersembunyi), yang ada di Jepang, seperti di wilayah perkotaan Nagasaki. Digambarkan bagaimana konstruksi-konstruksi spiritual, psiko-religius, dan sosio-kultural mencirikan kehidupan riil dari komunitaskomunitas ini. Teknik etnografi dan observasi yang dipakai oleh penulis dalam risetnya mengungkapkan bahwa orang-orang Kakure Kirishitan secara intrinsik dan ekstrinsik memiliki ketahanan spiritual yang mengagumkan: pengalamanpengalaman psiko-religius, moral Kristiani, dan ikatan historis dengan pendahulu-pendahulu mereka yang sudah meninggal. Komunitas-komunitas ini, dengan tempat-tempat suci dan ritus-ritus keagamaannya, secara sadar memperjuangkan kelangsungan hidup kepercayaan dan praktek-praktek religius mereka di ranah publik; dan pada ranah privat mereka membentuk dan menguatkan lagi gambaran-gambaran komunitas yang sesuai. Analisis ini menegaskan pentingnya pengakuan bahwa berbagi warisan yang sama, identitas, dan memori itu meneguhkan keunikan komunitas mereka,disamping masuknya elemen-elemen khusus dari adat istiadat dan nilai-nilai lokal. Studi ini memberikan alat interpretatif guna menunjukkan bagaimana komponenkomponen religius itu saling memengaruhi; dan ini mencerminkan perjuangan komunitas-komunitas tersebut sampai mencapai kondisi seperti sekarang ini, di satu pihak mereka bisa menyesuaikan diri dan di lain pihak mempertahankan pola-pola tetap dari masa lampau.
Copyrights © 2016