Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Vol 8, No 1 (2009): Juni 2009

Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia Serta Arah Penelitian dan Pengembangannya

EKWASITA RINI PRIBADI (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 Nov 2015

Abstract

ABSTRAKDi Indonesia, terdapat sekitar 31 jenis tanaman obat digunakan sebagai    bahan baku industri obat tradisional (jamu), industri non jamu, dan bumbu, serta untuk kebutuhan ekspor, dengan volume permintaan lebih dari 1.000 ton/tahun.  Pasokan bahan baku   tanaman   obat   tersebut   berasal   dari   hasil budidaya (18 jenis) dan penambangan (13 jenis).  Oleh karena itu, perlu usaha yang lebih intensif supaya pasokan bahan baku tanaman obat dapat terpenuhi, terutama tanaman obat yang masih ditambang dari habitat alaminya.  Berdasarkan data neraca pasokan dan permintaan, serta teknologi yang tersedia, arah kebijakan pengembangan dan penelitian tanaman obat  bagi menjadi 4 kelompok.  Pertama, untuk kelompok tanaman obat yang telah dibudidayakan dalam skala luas, seperti jahe, maka prioritasnya adalah penelitian untuk   pengendalian   penyakit layu  bakteri yang disebabkan oleh Raltsonia solanacearum.Untuk tanaman obat yang masih memungkinkan dikembangkan areal budidayanya, seperti temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan lempuyang wangi (Zingiiber aromaticum),   prioritasnya   adalah   penelitian   untuk menghasilkan varietas unggul dan teknologi budidaya untuk   meningkatkan   produksi   dan   bahan   aktif. Sedangkan  untuk  tanaman  obat  lainnya,  prioritas penelitian  ditujukan  pada  diversifikasi  vertikal  dan horizontal.    Kedua,  untuk  menunjang  kemandirian pasokan  tanaman  obat  budidaya  yang  diusahakan dalam skala sempit, seperti ketumbar, adas, dan cabe jawa,    prioritas  penelitian  adalah  penelitian  untuk mendapatkan  varietas  unggul  dan  teknik  budidaya Ketiga, untuk tanaman obat yang masih ditambang dari habitat alami dan permintaannya cukup besar, seperti beluntas, majakan, kunci pepet, seprantu, dan brotowali, maka prioritas penelitian diarahkan pada domestikasi,   benih   unggul,   cara   bercocok   tanam, pemupukan  dan  pengendalian hama  dan  penyakit. Keempat,  untuk  tanaman  obat  yang  sudah langka, seperti kedawung, pulasari, pulai, bidara putih, bidara laut, bangle, temu giring, dan joho keling, prioritas penelitiannya adalah penangkaran, penentuan kesesuaian lingkungan tumbuh dan teknologi budidaya.Kata kunci : Tanaman obat, pasokan, permintaan, pengembangan, penelitian ABSTRACTStatus of Supply and Demand of Indonesian Medicinal Crops and Their Research and Development PrioritiesThere are 31 medicinal crops of Indonesia that are demanded more than 1.000 tones/year for traditional medicine (jamu)  industry, spices and export.  Some of these crops (18 species) are cultivated  and the others (13 species) are harvested directly from their natural habitat, such as forest.  Therefore, the intensive effort to supply the demand of the raw material of medicinal plants is needed, especially the medicinal plants which were still harvested from their natural habitat. Based on the supply and demand data, as well as current available   cultivation   technologies,   research   and development strategy of medicinal crops in Indonesia can be grouped in 4 classifications.  First, for those medicinal crops which are used in large scale, such as ginger, the research priority is to find effective contro measure   of   bacterial   wilt   caused   by   Raltsonia solanacearum.    However,  for  those  which  can  be expanded, such as Curcuma xanthorrhiza (temulawak) and  Zingiiber  aromaticum (lempunyang  wangi),  the research  priority  should  be  focused  on  developing high-yielding varieties and cultivation technology for improving yield and lead compounds of the plants. For other crops within this group, diversification of secondary products need to be intensified.  Second, to sustain the supply of medicinal crops that grow in small-scale areas, such as coriander, fennel, and long pepper, research on crop improvement and cultivation technologies  must  be  intensified.  Third,  medicinal plants which are harvested directly from their natural habitat in large scale, such as Pluchea indica (beluntas), Querqus   lusitania (majakan),   Kaempferia   angustifolia (kunci   pepet),   Sindora   sumatrana (seprant)u,   and Tinospora tuberculata (brotowali), domestication of these crops should be carried out to fulfill the demand of raw materials, supported by studies on improving plant breeding and their cultivation technologies.  Finally, the endanger medicinal plants  such as Parkia roxburghii (kedawung,  Alyxia  reinwardti  (pulasari), Alstonia scholaris (pulai),  Merremia  mammosa (bidara  putih), Strychnos  lucida  (bidara  laut), Zingiber cassumunar (bangle), Curcuma heyneana (temu giring), and Terminalia arbereae (joho keling), the research priority is conservation,  finding  site-specific  location  for  their growth, and cultivation technology.Key words: Medicinal crops, supply, demand, research, development

Copyrights © 2009






Journal Info

Abbrev

psp

Publisher

Subject

Education

Description

Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, ...