Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik dan penyebab terjadinya miskonsepsi dalam mempelajari materi hidrolisis garam di SMA Negeri 4 Banjarmasin tahun ajaran 2021/2022. Metode yang digunakan adalah metode campuran bentuk strategi eksplanatoris sekuensial yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian kuantitatif (instrumen tes diagnostik) terlebih dahulu lalu melakukan analisis, dan melengkapi hasilnya dengan analisis penelitian kualitatif (wawancara). Subyek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian deskriptif dengan persentase dan pengkriteriaan miskonsepsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,92% peserta didik mengalami miskonsepsi. Peserta didik mengalami miskonsepsi pada sub-konsep: (1) pengertian hidrolisis garam sebesar 33,33% dengan kategori sedang, (2) sifat-sifat larutan garam yang mengalami hidrolisis sebesar 37,03% dengan kategori sedang, (3) jenis-jenis hidrolisis garam sebesar 24,44% dengan kategori rendah, (4) reaksi hidrolisis garam sebesar 32,40% dengan kategori sedang, (5) pH garam yang terhidrolisis memiliki miskonsepsi tertinggi sebesar 38,89% dengan kategori sedang. Penyebab terjadinya miskonsepsi berasal dari peserta didik itu sendiri yaitu intuisi yang salah, pemikiran asosiatif peserta didik, reasoning yang tidak lengkap, dan kemampuan peserta didik yang kurang.
Copyrights © 2023