Kemahiran mendengarkan dalam EFL dapat ditingkatkan, baik menggunakan rekaman audio atau video dari penutur asli. Dengan intens berlatih, mempermudah pengenalan pelafalan kosa kata berikut tata bahasa nya. Penelitian ini menganalisa persepsi mahasiswa dan dosen tentang pembelajaran mendengarkan menggunakan Video Listening dan Audio Listening secara daring. Metode kuantitatif dipakai dengan penelitian survey kepada 60 mahasiswa dan 5 dosen Pendidikan Bahasa Inggris Unikama. Data kuantitatif karena tidak terdistribusi secara normal (independent sample non-parametric test) dianalisa menggunakan Independent-Samples Mann-Whitney U Test. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara penggunaan Audio dan Video Listening (p < a ; 0,00 < 0,05). Dari data kualitatif pembelajaran dengan video listening cenderung lebih dipilih, dikarenakan lebih tidak membosankan, terdapat subtitles serta terbantu dengan visual gerakan bibir. Akan tetapi, lima partisipan dosen berpendapat bahwa penggunaan video atau audio listening tergantung pada tujuan pembelajarannya. Agar efektif, semua stakeholders perlu menyesuaikan penggunaan audio atau audio-video berdasarkan analisa kebutuhan pembelajaran.
Copyrights © 2022