Strategi Pertahanan Udara
Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Strategi Pertahanan Udara

Realign Ment Flight Information Region Singapura Dalam Rangka Penegakan Kedaulatan Negara di Wilayah Udara Nasional




Article Info

Publish Date
13 Mar 2019

Abstract

Abstrak -- Kedaulatan negara di wilayah udara berdasarkan Konvensi Chicago 1944 tentang International Civil Aviation adalah bersifat “Complete” dan “Exclusive”. Namun ada fenomena yang muncul dalam pelaksanaan konsep kedaulatan di wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana ada sebagian wilayah udara Indonesia yaitu diatas kepulauan Riau dan Natuna yang ruang udaranya dalam pengaturan pelayanan navigasi penerbangan Flight Information Region (FIR) Singapura, yang tentunya berpengaruh terhadap kedaulatan negara Indonesia yang penuh dan eksklusif atas ruang udara tersebut. Sehiungga perlu dilakukan penelitian tentang realignment flight information region Singapura dalam rangka penegakan kedaulatan negara di wilayah udara nasional, untuk menganalisis penyebab keberadaan Flight Information Region Singapura di wilayah udara kepulauan Riau dan natuna, dampak pengaturan FIR Singapura terhadap kedaulatan wilayah udara Indonesia, dan  upaya pemerintah Indonesia dalam rangka realignment FIR Singapura tersebut di wilayah udara tersebut. Penelitian ini menggunakan Metode pendekatan kualitatif eksplanatory, data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap para informan dengan menggunakan teknik expert sampling, observasi, dan penelaahan dokumen/studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Keberadaan FIR Singapura di wilayah udara kepulauan Riau dan Natuna  dilatarbelakangi sejarah pembentukan FIR oleh ICAO yang kemudian diwariskan Inggris kepada Singapura dan pendelegasian oleh Indonesia kepada Singapura melalui perjanjian bilateral, (2) Dampak pengaturan FIR Singapura terhadap kedaulatan Indonesia meliputi aspek pertahanan dan keamanan, sosial-ekonomi, dan kepentingan pemberdayaan lingkungan udara, (3) Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk realignment FIR Singapura meliputi bidang diplomatik, regulasi dan teknis. Hal ini membuktikan bahwa  pelayanan navigasi penerbangan dalam suatu wilayah udara (FIR) tidak semata-mata untuk tujuan keselamatan penerbangan, akan tetapi memiliki kaitan yang erat dengan kedaulatan negara di wilayah udara nasional.Kata kunci: kedaulatan negara di wilayah udara, realignment, flight information region Abstract -- The sovereignty of the state in airspace based on the Chicago Convention of 1944 concerning International Civil Aviation is "Complete" and "Exclusive". But there is a phenomenon that appears in the implementation of the concept of sovereignty in the airspace of the Unitary State of the Republic of Indonesia, where there is a portion of Indonesian airspace, namely the Riau and Natuna islands whose air space is in Singapore Flight Information Region (FIR) navigation service arrangements, which certainly affects sovereignty Indonesia is full and exclusive of the airspace. So it is necessary to do research on Singapore's realignment flight information region in order to enforce state sovereignty in national airspace, to analyze the causes of Singapore's Flight Information Region in the Riau and Natuna airspace, the impact of Singapore's FIR regulation on the sovereignty of Indonesian airspace, and the Indonesian government's efforts in the framework of the Singapore FIR realignment in the airspace. This study uses an explanatory qualitative approach method, research data obtained through in-depth interviews with informants using expert sampling, observation, and document review / literature studies. The results showed that: (1) The existence of the Singapore FIR in the Riau and Natuna archipelago airspace was based on the history of the formation of the FIR by ICAO which was later inherited from Britain to Singapore and Indonesia's delegation to Singapore through bilateral agreements, (2) Impact of Singapore FIR arrangements on Indonesian sovereignty covering aspects of defense and security, socio-economic, and the interests of empowering the air environment, (3) Efforts made by the Indonesian Government for FIR Singapore's realignment include diplomatic, regulatory and technical fields. This proves that flight navigation services in an airspace (FIR) are not solely for the purpose of aviation safety, but have a close relationship with the sovereignty of the country in national airspace.Keywords: state sovereignty in airspace, realignment, flight information region

Copyrights © 2019