Obesitas merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 pada orang dewasa >18 tahun terus meningkat sejak tahun 2007. Salah satu penyebab terjadinya obesitas adalah pola makan yang menyimpang seperti Night Eating Syndrome yang didefinisikan sebagai pola makan malam. Keterlambatan asupan makanan setiap hari yang ditandai dengan tiga gejala, yaitu makan emosional pada sore atau malam hari, insomnia, dan anoreksia pagi hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Night Eating Syndrome (Sindrom Makan Malam) dengan obesitas pada mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Desain penelitian adalah desain cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu sebanyak 50 mahasiswa. Data yang dikumpulkan berupa data identitas subjek, berat badan, tinggi badan, Night Eating Syndrome, aktivitas fisik, dan asupan makanan. Analisis data diuji dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Politeknik Negeri Jember (66%) mengalami Sindrom Makan Malam. Selain itu, mahasiswa dengan obesitas II (56%) lebih banyak dibandingkan mahasiswa dengan obesitas I (44%). Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara sindrom makan malam, aktivitas fisik, asupan makan (energi, karbohidrat, protein, lemak) dengan obesitas, dengan nilai p=0,016, p=0,03, p=0,00, p=0,001, p=0,007, p=0,004, secara berurutan untuk setiap variabel.
Copyrights © 2023