Kitin dan kitosan memiliki sifat antibakteri. Kitin bersifat tidak mudah larut sehingga harus diubah menjadi partikel yang mudah larut. Pembentukan kitin menjadi partikel yang mudah larut dapat dilakukan melalui memodifikasi menjadi bentuk nano menggunakan senyawa asam dan proses destruksi berkecepatan tinggi. Proses pengecilan partikel diduga dapat memengaruhi aktivitas antibakteri dan viskositas kitin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan kitin dan HCl terbaik untuk menghasilkan nano kitin berdasarkan zona hambat bakteri yang maksimum dan viskositas larutan nanokitin. Bakteri yang diuji adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Perlakuan yang diberikan adalah perbandingan kitin dan HCl, yaitu 1:8, 1:10, dan 1:12 (b/v). Parameter yang dianalisis meliputi rendemen partikel nanokitin, zona hambat bakteri, dan viskositas larutan nanokitin. Perbandingan kitin dan HCl 1:8 merupakan hasil terbaik menghasilkan nanokitin 70,44%. Perbedaan jumlah HCl dalam menghidrolisis kitin berpengaruh terhadap zona hambat bakteri. Zona hambat terhadap Salmonella sp. yaitu 7,4 mm dan S. Aureus, yaitu 8,10 mm. Zona hambat untuk E. coli hanya terdapat pada perlakuan perbandingan 1:10. Nilai viskositas tidak dipengaruhi oleh perbedaan perbandingan kitin dan HCl. Nanokitin dari perbandingan 1:8 berpotensi sebagai bahan aktif dalam pembuatan edible film.
Copyrights © 2024