Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat pada umumnya cenderung menggunakan air tanah, yaitu dengan cara membuat sumur gali. Seperti halnya penduduk daerah Jalan Bantul KM 6,5 Desa Nyemengan Rt 04 Rw 25 Kec. Kasihan, Bantul, Yogyakarta, sebagaian besar masyarakatnya mendapatkan sumber air dari sumur gali. Keadaan Airnya kurang mengguntungkan karena tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga. Untuk mengasilkan kadar DO dan DHL sesuai dengan syarat-syarat kesehatan dilakukan dengan proses aerasi dan filtrasi dengan media pasir kwarsa dan pasir zeolit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jarak ketinggian air pada proses filtrasi dan aerasi terhadap analisis kadar DO dan DHL pada air sumur dangkal. Air baku diambil dari sumur dangkal salah seorang penduduk kemudian diuji dan dianalisis di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Yogyakarta di Jalan Wiyoro Lor, Baturetno, Banguntapan Bantul, Yogyakarta. Proses aerasi filtrasi dengan menggunakan media pasir kwarsa dan pasir zeolit dan dengan jarak ketinggian air yaitu 10 cm, 20 cm, 30 cm. Secara umum, proses aerasi filtrasi dengan media pasir kwarsa dan pasir zeolit sudah mampu meningkatkan kadar DO dan menurunkan kadar DHL pada jarak ketinggian air 30 cm. Nilai DO (outlet) pasir kwarsa = 4.5 mg/l dan nilai DHL (outlet) pasir kwarsa = 576 µmhos/cm. Nilai DO (outlet) pasir zeolit =5.4 dan nilai DHL (outlet) pasir zeolit = 322 µmhos/cm.
Copyrights © 2015