Indonesia memiliki sumber daya bijih besi yang besar, namun industri domestik yang membutuhkan bahan baku olahan bijih besi masih dipasok impor, karena industri pengolahan bijih besi belum ada.Hal ini menandakan terputusnya rantai nilai dalam industri bijih besi. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya rantai nilai yang putus dari industri bijih besi dan berbagai kondisi yang menyebabkan aktivitas-aktivitas yang membentuk rantai nilai produk dari industri bijih besi tidak berjalan. Analisis ini menggunakan metode analisis bobot dan peringkat Porter. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode ini pada aktivitas primer, diketahui aktivitas operasi dan penyediaan insfrastruktur memiliki bobot peringkat tertinggi dengan skor 0,615 dibanding aktivitas lainnya, logistik ke dalam (0,461), logistik ke luar (0,307), penjualan dan promosi (0,153), pelayanan (0,153). Dalam aktivitas sekunder, manajemen sumber daya manusia memiliki bobot tertinggi yang mempengaruhi analisis rantai nilai dengan nilai skor (0,727), dibanding infrastruktur perusahaan sebesar 0,363, teknologi (0,545), pengadaan (0,181). Aktivitas-aktivitas yang memiliki bobot peringkat tinggi dalam rantai nilai industri bijih besi, mempunyai potensi untuk dikembangkan, sehingga menjadi unggulan bagi perusahaan untuk menghasilkan produk dari bahan baku menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Hasil analisis dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan meningkatkan aktivitas primer dan sekunder yang memiliki bobot rendah, sehingga rantai nilai bijih besi dapat berjalan.
Copyrights © 2018