cover
Contact Name
Bachtiar Effendi
Contact Email
bachtiareaje@gmail.com
Phone
+6222-6030483
Journal Mail Official
jurnaltekmira@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : 25278789     EISSN : 19796560     DOI : 10.30556/jtmb
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei, September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait.
Articles 257 Documents
PREDIKSI GERAKAN TANAH MENGGUNAKAN SEISMIK REFRAKSI DAN PERMODELAN NUMERIK DENGAN METODE SIRT DAN GAUSS-SEIDEL Zulkifli Pulungan; Zulfahmi Zulfahmi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No02.2016.96

Abstract

Gerakan tanah merupakan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan bencana ini disamping berakibat rusaknya bentang alam, hilangnya harta juga menimbulkan korban jiwa. Penelitian ini bertujuan menganalisis sifat dan karakteristik batuan atau tanah serta bagaimana pengaruhnya terhadap potensi bencana gerakan tanah di sekitar lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan telah dapat memprediksi pergerakan batuan menggunakan korelasi data seismik refraksi dan permodelan numerik.  Alasan dalam memilih metode ini selain cukup akurat juga mudah dalam pelaksanaan pengukurannya serta mampu memprediksi kondisi lapisan pembentuk batuan secara cepat. Jumlah lapisan batuan yang berhasil dideteksi sebanyak 3 lapisan. Lapisan pertama diinterpretasikan sebagai lapisan top soil berupa tanah lapukan lempung pasiran dengan ketebalan variasi antara 1.245 m – 3.180 m. Lapisan ke dua adalah lapisan  claystone yang impermeable dan berperan sebagai bidang luncur longsoran dengan ketebalan variasi antara 2.5731 m – 7.501 m. Sedangkan lapisan ketiga mempunyai kecepatan gelombang 1143 – 2190 m/s di prediksi  sebagai lapisan sandstone. Pada lokasi penelitian kedua hasil pengamatan pertama dan kedua hampir tidak terjadi perubahan kecepatan rambat gelombang, sehingga dapat dikatakan pada lapisan ini kondisi batuan relatif stabil, meskipun ada beberapa titik mengalami perlambatan namun sangat kecil. Hasil pengamatan lapangan dan permodelan, pergerakan tanah pada lokasi I diperkirakan 0.6 mm/hari atau 21.9 cm/tahun, sehingga bila tidak dilakukan penanganan yang benar, dikhawatirkan akan terjadi kelongsoran kembali. Sedangkan untuk kondisi pada lokasi II, relatif stabil dan dengan asumsi tidak terjadi perubahan bentang alam yang ekstrem pada sekitar lokasi tersebut, maka dapat disimpulkan tidak akan terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan kerusakan fatal.
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PASIR ZIRKON Triswan Suseno
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No02.2016.97

Abstract

Pemasaran pasir zirkon Indonesia untuk memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri belum optimal hingga saat ini. Akibatnya, bahan mentah ini diekspor ke berbagai negara. Namun, sejak terbitnya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 tentang larangan ekspor bahan mentah mineral, produksi pasir zirkon Indonesia cenderung mengalami penurunan yang berdampak pula pada menurunnya penerimaan negara bukan pajak bidang pertambangan yang bersumber dari royalti dan iuran tetap (dead rent), iuran produksi, iuran eksplorasi dan eksploitasi, pendapatan dari biaya reklamasi, pendapatan dari pajak penghasilan usaha dari pendapatan kena pajak dan pendapatan dari ekspor. Juga berakibat pemutusan hubungan kerja dan hilangnya sektor usaha lain di sekitar lokasi pertambangan yang selama ini menunjang kebutuhan bagi perusahaan pertambangan dan karyawannya. Menghadapi permasalahan tersebut , perlu dirumuskan strategi pengembangan yang tepat dan sesuai dengan posisi strategis keberadaan pertambangan pasir zirkon saat ini dan kondisi idealnya dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal industri pengolahan. Hal ini untuk memetakan strategi kebijakan dan arah pengembangan yang akan dicapai serta langkah strategis mencapai kondisi tersebut. Dalam rangka mengidentifikasi posisi strategis pabrik zirkonium silikat lebih akurat dilakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman). Indikator internal sistem digambarkan melalui kekuatan dan kelemahan, sedangkan indikator eksternal sistem digambarkan melalui peluang dan ancaman. Kata kunci : pasir zirkon, zirkonium silikat, analisis strengths, weaknesses, opportunities, threats, harga. 
PEMBUATAN PAC CAIR DARI ALUMINA HIDRAT PADA SKALA LABORATORIUM Husaini Husaini; Suganal Suganal; Sariman Sariman; Yunita Ramanda
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No02.2016.98

Abstract

Poly Aluminum Chloride (PAC) dengan rumus umum Aln(OH)mCl(3n-m) adalah persenyawaan anorganik kompleks antara ion hidroksil (OH) dengan ion alumunium yang mengalami klorinasi bertahap. PAC mampu mengkoagulasi zat tersuspensi atau dispersi koloid menghasilkan floc yang mudah mengendap. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan PAC terdiri atas alumina hidrat Al(OH)3, asam khlorida (HCl), asam sulfat (H2SO4)dan kalsium karbonat (CaCO3). Percobaan dilakukan dengan mereaksikan Al(OH)3, HCl dan H2SO4pada suhu 90oC selama 1 jam. Hasil reaksinya dinetralisir dengan CaCO3. Produk PAC cair dihasilkan setelah gipsum sebagai produk samping dipisahkan dengan cara filtrasi. PAC berkualitas baik dihasilkan menggunakan Al(OH)3 kemurnian tinggi ( Al2O3>62%) dan komposisi bahan baku yang tepat. Kondisi percobaan terbaik diperoleh menggunakan perbandingan bahan baku sebagai berikut: Al(OH)3 : H2SO4 : HCl : CaCO3 = 1 : 1,27 : 1,8 : 1. PAC cair terbaik yang diperoleh memiliki komposisi Al2O3 = 10%, Cl-= 10% dan SO42-<5%, yang memiliki kemampuan baik sebagai flocculator atau menggumpalkan kotoran-kotoran yang ada pada proses penjernihan air. Kata kunci: alumina hidrat, poli aluminium khlorida, koagulan, floc. 
PENGARUH WAKTU TINGGAL TERHADAP PRODUK FERROMANGAN HASIL SMELTING DALAM TANUR BUSUR LISTRIK MINI Yayat Iman Supriatna; Zulfiadi Zulhan; Florentinus Firdiyono
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No02.2016.122

Abstract

Mangan merupakan elemen strategis yang memiliki beberapa aplikasi penting dalam dunia industri. Sampai saat ini 90% produksi mangan di dunia dikonsumsi oleh industri baja dalam bentuk ferromangan. Mangan sebagai unsur pemadu ditambahkan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan, keuletan, kekerasan, mampu kerja dan ketahanan dari produk, khususnya baja. Kebutuhan ferromangan untuk pembuatan baja kasar adalah 10,6 kg FeMn/ton baja kasar. Sebagian besar dari kebutuhan ferromangan Indonesia dipenuhi melalui impor. Indonesia memiliki potensi cadangan mangan cukup besar tetapi berupa bijih mangan kadar rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipelajari proses pembuatan ferromangan dari bijih mangan lokal dengan reduktor kokas. Percobaan pendahuluan dilakukan untuk mempelajari pengaruh waktu tinggal terhadap proses pembuatan ferromangan dengan variasi waktu tinggal yaitu 40, 50, dan 60 menit dengan variabel tetap kokas 5,5 kg, batu kapur 7,5 kg dan bijih mangan 30 kg. Hasil terbaik dari percobaan pendahuluan diperoleh pada waktu proses 60 menit dengan produk ferromangan 4,5kg dan kadar 69,69%Mn. Pengaruh waktu tinggal dipelajari lebih lanjut dengan varibel tetap kokas 8 kg, batu kapur 7 kg dan bijih mangan 30 kg untuk setiap variasi waktu 60, 70 dan 90 menit. Produk dan terak hasil percobaan kemudian dianalisis menggunakan AAS dan OES. Hasil terbaik untuk variasi waktu tinggal yaitu 70 menit dengan hasil 6,95 kg FeMn, kadar 77,42%Mn dan % ekstraksi mangan 53,83%. Hasil yang diperoleh menunjukan ferromangan dengan kadar Mn ≥ 60% dapat dibuat dari bijh mangan kadar rendah Indonesia dalam tanur busur listrik mini pada tekanan atmosfer. Kata kunci : Ferromangan, kokas, waktu tinggal, tanur busur listrik mini. 
ANALISIS TEKNOEKONOMI PENGEMBANGAN MINERAL TEMBAGA DI INDONESIA Ijang Suherman
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No02.2016.125

Abstract

UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mewajibkan Kontrak Karya dan Pemegang IUP tembaga untuk melakukan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Kegiatan pengolahan dan pemurnian dapat dilakukan sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain. Untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut, perlu analisis teknoekonomi pengembangan mineral tembaga di Indonesia. Tujuan dari analisis teknoekonomi ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasar, nilai tambah dan strategi pengembangan mineral tembaga di Indonesia pada tataran global. Metode penelitian melalui cara survai dan analisis studio, menggunakan pendekatan statistika deskriptif, analisis trend, perhitungan nilai tambah dan analisis SWOT. Perkembangan produksi tembaga baik PT Freeport Indonesia maupun PT Newmont Nusa Tenggara cenderung menurun, hingga tahun 2014 total mencapai 1,684 juta ton. Dari jumlah tersebut 54,73% oleh PT Smelting Gresik diolah dan dimurnikan menjadi katoda tembaga sebanyak 246 ribu ton per tahun. Sekitar 42,97% produk tersebut diserap di dalam negeri. Gambaran dari pasar produk tembaga dan olahannya baik di dalam negeri maupun secara global cukup positif mendukung pengembangan smelter tembaga di Indonesia. Adapun nilai tambah smelter tembaga sekitar 1,74 kali lipat dari nilai bahan baku (konsentrat tembaga). Untuk mendorong bergulirnya program roadmap pembangunan smelter tembaga di dalam negeri, dibutuhkan kebijakan antara lain regulasi Domestic Market Obligation (DMO) Hulu dan DMO Hilir serta pembangunan infrastruktur antara lain pembangkit listrik. Kata kunci : teknoekonomi, kebijakan, pasar, nilai tambah, smeltertembaga. 
PELARUTAN BIJIH BAUKSIT DENGAN SODA KAUSTIK (NaOH) MENJADI LARUTAN SODIUM ALUMINAT (NaAlO2) SKALA PILOT Husaini Husaini; Dessy Amalia; Yuhelda Yuhelda
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.134

Abstract

Sodium aluminat (NaAlO2) merupakan bahan kimia anorganik penting yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai macam produk kimia antara lain polialuminum chloride (PAC), alum, dan zeolit sintetik. Dalam penelitian ini, NaAlO2 dihasilkan melalui proses Bayer yaitu pelarutan (digestion) bauksit asal Tayan, Kalimantan Barat, dengan soda kaustik (NaOH) pada skala pilot berkapasitas 100 kg umpan/batch dengan menggunakan uap secara kontak langsung pada suhu sekitar 140oC dan tekanan 4 atm. Variabel yang diteliti meliputi : lama reaksi (1; 1,5; 2 jam), ukuran butir -0,177 mm (-80 mesh); -0,149 mm (-100 mesh); -0,0965 mm (-150 mesh), dan NaOH berlebih di atas kebutuhan stoikhiometrinya (1,37% sampai dengan 35,25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu reaksi semakin lama, ukuran butir semakin halus, dan NaOH berlebih semakin tinggi sampai batas tertentu, memberikan perolehan alumina (Al2O3) yang semakin tinggi. Kondisi proses terbaik yang diperoleh adalah NaOH berlebih 28,83% , lama reaksi 2 jam dan ukuran butir -150 mesh (-0,105 mm) dengan perolehan alumina tertinggi 93,98%.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL BERPORI BERBASIS MINERAL SILIKA PULAU BELITUNG Azhari Azhari; Muchtar Aziz
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.135

Abstract

Dalam rangka pembuatan membran penyaring molekul, khususnya untuk penggunaan dalam peningkatan kadar bioetanol, telah dilakukan serangkaian percobaan pembentukan material silika berpori dengan metoda sol-gel, berbasis mineral silika asal P. Belitung. Pertama-tama mineral silika ditingkatkan kadar silikanya melalui operasi penggerusan dan pelindian dengan variasi jenis asam. Selanjutnya silika hasil pelindian disaring dan dicuci dengan akuades sehingga bebas asam, kemudian dikeringkan. Silika kering yang telah berkadar tinggi (99,42% SiO2), selanjutnya diproses melalui garam lebur soda kostik pada suhu tinggi, untuk mendapatkan senyawa sodium silikat yang larut dalam air. Larutan sodium silikat dipisahkan dari residunya dan dipresipitasi dengan asam untuk memperoleh endapan halus, berupa silika gel (SiO2.xH2O). Selanjutnya silika gel dicuci sehingga bebas garam, dipreparasi dan dikarakterisasi. Hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya SiO2 halus berukuran nano, yang dapat mencapai ukuran terkecil 96,9 nm. Hasil pengamatan SEM, nampak dalam foto mikrograf tekstur material berpori; dan hasil analisis BET menunjukkan luas permukaan spesifik mencapai 180 m2/g.
ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN PASIR ZIRKON (ZrSiO4) MENJADI PASIR ZIRKON BERKADAR ZrO2 ≥65,5 % DAN MICRONIZED ZIRCON Triswan Suseno
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.137

Abstract

Meningkatkan kadar pasir zirkon (ZrSiO4) menjadi pasir zirkon berkadar ZrO2 ≥65,5% dan berukuran butir lolos saring 60 mesh ≥95% merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku tersebut sesuai dengan amanat dalam Permen ESDM No. 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Permen ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri. Dengan menggunakan pemisah magnetik dan high tension separator) kadar pasir zirkon dapat ditingkatkan menjadi pasir zirkon berkadar ZrO2 ≥ 65,5 %. Berdasarkan hasil perhitungan finansial terhadap usaha pengolahan pasir zirkon (ZrSiO4) menjadi konsentrat berkadar ZrO2 ≥65,5%, dengan menanamkan modal sebesar Rp.24.307.625.000,- diperkirakan akan memperoleh keuntungan sekarang (net present value, NPV) sebesar Rp.26.201.238.738,-, indek profitabilitas sebesar 1,21 dan indikator tingkat efisiensi (internaI rate of return, IRR) sebesar 29,35% per tahun dengan pengembalian modal pada 3 tahun 5 bulan. Apabila diolah menjadi micronized zircon, dengan bermodalkan Rp.59.066.750.000,- ternyata mendapatkan NPV sebesar Rp.94.154.606.887,-, indek profitabilitas sebesar 1,38, dan indikator tingkat efisiensi (IRR) sebesar 25,60% per tahun dengan pengembalian modal setelah 2 tahun 9 bulan. Berdasarkan perhitungan di atas, usaha pengolahan pasir zirkon untuk menghasilkan micronized zircon tersebut layak untuk diusahakan. Membangun pabrik pengolahan micronized zircon jauh lebih menguntungkan karena nilai tambahnya 2 kali lebih besar dibandingkan dengan hanya mengolahnya menjadi konsentrat zirkon berkadar ZrO2 minimum 65,5%.
PEMANFAATAN LIMBAH MARMER DAN BATUKAPUR UNTUK PEMBUATAN BATA EKSPOSE BERBASIS BODI WOLASTONIT SINTETIS Frank Edwin; Subari Subari
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.138

Abstract

Percobaan pembuatan bata ekspose berbasis bodi wolastonit sintetis menggunakan bahan baku utama limbah marmer atau batukapur lolos ayakan standar Tyler 200 mesh telah dilakukan dengan komposisi optimum campuran bahan terdiri dari 55% serbuk marmer atau batukapur dan 45% silika dengan kadar air 8 %. Pembakaran dilakukan pada suhu 1100 oC, waktu penahanan selama 3 jam. Dengan menggunakan bahan utama limbah marmer diperoleh hasil uji fisis/mekanis sebagai berikut : warna bakar putih, densitas 1,47 g/cc, penyerapan air 35,72%, porositas 52,55%, kekerasan 4 (skala Moh׳s) dan kuat tekan 12,71 MPa. Sedangkan dengan menggunakan bahan utama batukapur diperoleh hasil uji fisis/mekanis sebagai berikut : warna bakar putih, densitas 1,50 g/cc, penyerapan air 31,79 %, porositas 47,80 %, kekerasan 4 - 5 (skala Mohs) dan kuat tekan 13,09 MPa. Hasil analisis XRD menunjukkan pertumbuhan fasa kristalin wolastonit untuk bodi MP I (bahan utama limbah marmer) mencapai 41,84 %. Sedangkan untuk bodi KP I (bahan utama batukapur) pertumbuhannya meningkat hampir 2 kali lipat yaitu sebesar 80,02 %. Hasil percobaan pembuatan bata ekspose berwarna spesifik putih ini dapat dikembangkan untuk pedestrian atau jalan taman yang mudah menyerap air, bata dinding bangunan atau bata tahan api isolasi.
TIDAK SEDERHANA MEWUJUDKAN INDUSTRI PENGOLAHAN NIKEL LATERIT KADAR RENDAH DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN UNDANG-UNDANG MINERBA 2009 Puguh Prasetiyo
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.139

Abstract

Ada dua jalur proses untuk mengolah bijih nikel oksida yang lazim disebut laterit, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pirometalurgi digunakan untuk mengolah laterit jenis saprolit berkadar nikel tinggi (Ni≥1,8%) untuk memproduksi FeNi atau Ni matte. Hidrometalurgi digunakan untuk mengolah laterit kadar rendah (Ni<1,8%) yang belum ada di tanah air. Dalam perkembangannya pirometalurgi digunakan untuk mengolah laterit kadar rendah menghasilkan NCPI/NPI (Nickel Contain Pig Iron/Nickel Pig Iron) di Tiongkok. Selanjutnya NCPI/NPI digunakan sendiri oleh Tiongkok sebagai pengganti FeNi untuk membuat besi-baja tahan karat. Bahan baku pembuatan NCPI/NPI Tiongkok diperoleh dari mengimpor laterit Filipina dan Indonesia. Dengan mulai berlakunya UU Minerba (Mineral dan Batubara) tahun 2009 yang mewajibkan bahan baku harus diolah di dalam negeri sebelum diekspor, dan melarang ekspor bahan baku mulai 12 Januari 2014. Maka Indonesia mungkin akan menghadapi masalah hukum dagang internasional yang tidak sederhana sebagai konsekuensi dari larangan ekspor mineral. Masalah lainnya bagaimana harus mengolah mineral di dalam negeri, dan siapa yang akan menyerap pasar hasil olahan mineral. Melihat kenyataan ini pemerintah harus mengoptimalkan litbang (penelitian dan pengembangan) yang ada di departemen maupun non departemen.

Page 1 of 26 | Total Record : 257


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18 No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17 No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15 No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11 No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9 No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6 No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6 No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 More Issue