Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Tanah longsor didefinisikan sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, atau campuran keduanya, turun atau keluar lereng karena terganggunya stabilitas tanah atau batuan penyusun lereng. Dampak yang bersumber dari longsor dapat merugikan berbagai aspek destruktif. Dalam studi ini, pemetaan daerah rawan longsor dilakukan dengan menggunakan perkiraan Pusat Penelitian Tanah Agroklimat, Kementerian Pertanian (2004). Parameter yang digunakan adalah kuesioner lokasi, curah hujan, jenis batuan, kemiringan lereng, tutupan lahan, dan jenis tanah. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode scoring overlay untuk mendapatkan kelas tingkat rawan longsor menggunakan implementasi ArcGIS 10.8. Berdasarkan hasil analisis peta tingkat rawan longsor, terdapat 4 kelas tingkat rawan, yaitu kelas rawan rendah (105.1172 km2), kelas rawan sedang (782.7077 km2), kelas rawan tinggi (487.9 km2), kelas rawan sangat tinggi. (25,9826 km2). Terdapat 7 kec. yang didominasi rawan longsor dengan tingkat sedang, yaitu Kec. Simanindo, Kec. Sianjur Mulamula, Kec. Palipi, Kec. Pangururan, Kec. Ronggurnihuta, Kec. Nainggolan, dan Kec. Onanrunggu. Sedangkan dua kec. lainnya didominasi oleh tingkat rawan longsor yang tinggi, yaitu Kec. Harian dan Kec. Sitiotio.
Copyrights © 2022