Naditira Widya
Vol. 11 No. 2 (2017): Naditira Widya Volume 11 Nomor 2 Oktober Tahun 2017

GUA PANNINGE DI MALLAWA, MAROS, SULAWESI SELATAN: KAJIAN TENTANG GUA HUNIAN BERDASARKAN ARTEFAK BATU DAN SISA FAUNA

Hasanuddin (Balai Arkeologi Sulawesi Selatan)



Article Info

Publish Date
06 Aug 2024

Abstract

Situs Panninge terletak di Desa Batu Pute, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Nilai penting situs ini adalah dapat memberi penjelasan tentang gua hunian yang terletak di wilayah pedalaman Sulawesi Selatan. Panninge merupakan situs hunian prasejarah yang ditandai dengan temuan artefak batu dan sisa tulang binatang. Sejumlah temuan tersebutdiperoleh dari penelitian sebelumnya oleh Balai Arkeologi Sulawesi Selatan tahun 2015. Selanjutnya, pada tahun 2016 tim Balai Arkeologi Sulawesi Selatan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui variabilitas temuan artefak batu dan asosiasinya dengan sisa fauna yang terdepositkan, sehingga dapat diperoleh pemahaman mengenai gua hunian. Metodeyang digunakan adalah survei dan ekskavasi, dilakukan analisis morfologi dan kontekstual terhadap artefak yang ditemukan, serta perbandingan lapisan budaya yang telah diperoleh tahun sebelumnya. Hasil perbandingan menunjukkan bahwalapisan budaya antara kotak S8 T6 dan S30 T9 yang telah diekskavasi tahun 2015 pada bagian pelataran dengan kotak S30 T9 pada bagian dalam gua yang diekskavasi tahun 2016 mempunyai dua lapisan budaya. Lapisan budaya pertama ditemukan mikrolit dan bilah berpunggung. Lapisan kedua adalah lapisan budaya yang tidak ditemukan di bagian pelataran gua. Lapisan ini memiliki temuan serpih dan alat-alat penyerut berukuran besar. Aktivitas manusia dengan adaptasinyadiperoleh dari kesesuaian bahan artefak batu dengan sumber bahan yang tersedia di sekitarnya. Bahan batuan untukmembuat artefak batu terdiri dari batuan gamping, chert, dan vulkanik. Keseluruhan bahan batuan tersebut cukup tersediaterutama di sekitar sungai yang letaknya tidak jauh dari gua. Manusia penghuni Gua Panninge melakukan perburuan hewanterutama binatang yang dapat dikonsumsi seperti babi dan anoa. Panninge site is located at Batu Pute Village, Mallawa District, Maros Regency. The significant value of this site is providing an explanation of occupied caves located in inland area of South Sulawesi. This site is a prehistoric cave that marked by the findings of stone artIfacts and the remains of animal bones. A number of findings were obtained from previous research by Center Archaeology of South Sulawesi in 2015. Furthermore, Archaeology Office of South Sulawesi in 2016 conducted a study that aimed to obtain the variability of stone artifact and its association due to the deposit of fauna remains,so the understanding of occupied caves can be revealed. The methods that used are survey and excavation, morphological and contextual analysis of artifacts found, and comparison of cultural layer that has been obtained in previous year. The comparative results showed that S8 T6 and S30 T9 (excavated in 2015) at the cave terrace, and S30 T9 at inside the cave (excavated in 2016) have two different cultural layers. Microliths and backed blades were found at the first layer, while flakes and big sized of scraper tools were found at the second layer. Human activities due to their adaption derived from the suitability of the stone artifacts with the material source in their environment. The material of stone artifacts are limestones, cherts, and volcanic rocks. The whole material can be found at the river near the caves. The human dwelled at Panningecave had animal hunted activity especially to the animals that can be consumed such as pigs and anoa.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

nw

Publisher

Subject

Arts Humanities Social Sciences

Description

Naditira Widya aims to be a peer-reviewed platform and a reliable source of information. Scientific papers published consist of research, reviews, studies, and conceptual or theoretical thinking with regard to Indonesian and/or world archaeology and culture. All papers are double-blind reviewed by ...