pentingnya kontribusi Jürgen Habermas dalam mengembangkan teori hermeneutika, khususnya dalam menyeimbangkan antara obyektifitas dan subyektifitas, idealitas dan realitas, serta teoritis dan praktis. Habermas melanjutkan perjalanan hermeneutika dengan menarik konsep subyektifitas dan obyektifitas ke wilayah yang lebih radikal, mempertahankan prinsip ketidak-terpisahan antara kebenaran dan kebaikan, kenyataan dan nilai, teori dan praktik. Dalam upayanya menentang positivisme dan menolak kembali ke pandangan ontologis dan epistemologis klasik, Habermas fokus pada konstruksi teori kritis dengan orientasi pada wilayah praktis, terutama dalam wujud emansipasi manusia. Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Habermas telah menguraikan kondisi ideal yang memungkinkan proses-belajar masyarakat berjalan dengan baik, di Indonesia masih ada jalan yang harus ditempuh untuk mencapai kondisi tersebut. Upaya untuk mengurangi represi terhadap kebebasan berpendapat dan menggeser dominasi kultur paternalistik dapat membantu masyarakat Indonesia menuju kondisi di mana dialog yang saling menghormati dan berimbang dapat terwujud
Copyrights © 2024