Penelitian ini mengeksplorasi gaya berbusana mahasiswi Muslim di Kota Manado, sebuah kota yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Konteks multikultural ini memengaruhi latar belakang pendidikan, agama, dan budaya mahasiswi, yang pada gilirannya memengaruhi gaya berbusana mereka. Mahasiswi cenderung mengadopsi gaya berbusana yang sedang tren di media sosial dan lingkungan sekitar, dengan gaya yang berbeda dari wilayah-wilayah mayoritas Muslim. Faktor lingkungan non-Muslim mempengaruhi pemilihan busana muslim mahasiswi di Kota Manado. Hubungan antara religiusitas dan gaya berbusana mahasiswi tampaknya berkaitan erat. Tingkat religiusitas seseorang mungkin tercermin dalam cara mereka berpakaian, di mana semakin tinggi tingkat religiusitasnya, semakin konservatif gaya berbusananya sesuai syariat Islam. Sebaliknya, tingkat rendah religiusitas dapat mencerminkan gaya berbusana yang lebih terbuka. Penelitian ini fokus pada mahasiswi Muslim di Kota Manado yang menggunakan berbagai jenis pakaian, mulai dari tanpa hijab, hijab, hingga cadar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ideologi, agama, serta lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap gaya berbusana individu. Meskipun ada mahasiswi Muslim di Kota Manado yang belum menggunakan hijab, hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang heterogen dalam hal agama. Temuan ini memperlihatkan kompleksitas dalam perubahan gaya berbusana yang dipengaruhi oleh ideologi, kepercayaan, dan lingkungan sosial.
Copyrights © 2023