Paramita: Historical Studies Journal
Vol 25, No 2 (2015): PARAMITA

ASTHA BRATA DAN PRANATA MANGSA: ALAM DAN RELASI KUASA DALAM KONTEKS AGRARIA DI JAWA

Witasari, Nina ( Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang)



Article Info

Publish Date
27 Feb 2016

Abstract

The presence of the ruler and its authority in people’s daily life is an interesting talk especially when it is related to welfare case. The understanding of the meaning of authority relation is manifested into government leadership practice, which at the same time, is connected to concern on maintaining the balance of nature. Based on the phenomena existence, this writing discusses about the problem of people’s authority relation position as exploitation object by the King in pactice. Does people accept their position and authority relation as necessity since they were born as servant. Or, instead, through people’s resignation accepting their destiny, they become more creative emerging local wisdom and knowledge based on environment. At this same time, people apply work management system called season regulation ‘pranatamangsa’. Pranatamangsa is manifestation of harmonious relation among human being – nature – God. Javanese farmer has faith that, like any other traditional ethnic people, the way God does arrange the nature is through the nature’s sign, as part of cosmological balance. Kehadiran penguasa dan kekuasaannya dalam keseharian kehidupan rakyatnya adalah hal yang menarik untuk dibicarakan terutama bila dihubungkan dengan kesejahteraan. Pemahaman tentang relasi kuasa di sini adalah yang termanifestasi dalam praktek kepemimpinan pemerintahan, yang pada saat yang sama, tersambung dengan kepedulian untuk menjaga keseimbangan alam. Berdasarkan fenomena yang ada, problematika yang ingin dibahas dalam tulisan berikut ini adalah bagaimana relasi kuasa rakyat yang dalam prakteknya diposisikan sebagai obyek eksploitasi oleh Raja. Adakah rakyat menerimanya sebagai sebuah keniscayaan atas kelahiran mereka sebagai kawula. Ataukah justru dalam kepasrahan menerima garis nasib mereka justru menjadi lebih kreatif dengan memunculkan kearifan dan pengetahuan lokal berbasis lingkungan.  Pada saat sama, dalam masyarakat berlaku sistem pengaturan kerja yang disebut pranata mangsa. Pranata mangsa merupakan wujud harmonisasi hubungan antara manusia-lingkungan alam-dan Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan petani Jawa, dan masyarakat tradisional pada etnis lain, adalah bentuk keyakinan atas cara Tuhan bekerja mengatur alam melalui tanda-tanda alam, sebagai bagian dari keseimbangan kosmologis. 

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

paramita

Publisher

Subject

Humanities

Description

The journal publishes writings on (1) historiography, (2) philosophy of history, (3) history of education, and (4) history educaiton. Historiography means the writing of history based on the critical examination of sources, the selection of particular details from the authentic materials in those ...