Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic)
Vol 2, No 1 (2016): Sumberdaya Lingkungan

PERANAN PENAMBAHAN BAP DAN NAA PADA PERTUMBUHAN KALUS KEDELAI (Glycine max Merr) MENGGUNAKAN MEDIA B5

Nofanda, Hesti (Unknown)
Rahayu, Tintrim (Unknown)
Hayati, Ari (Unknown)



Article Info

Publish Date
16 Aug 2016

Abstract

Soybean is known as a protein source for the nutrient content and protein content is very important and safe for consumption. The main cause is the decline in the quality of production of soybean production and pest attack. One way that is optimal for the regeneration of callus into shoots, therefore the researchers performed regeneration method callus into shoots through the stages in vitro. This method is by way of regeneration through callus through stages of organogenesis and embryogenesis. The resultof this study use experimental method and data analysis ANOVA test for a completely randomized design (CRD). Deuteronomy done three times, each given a BAP concentration control, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm and given the concentration control NAA, 0.2 ppm, 0.3 ppm, 0.4 ppm. Callus has been through the stages of subculture undergo different color changes this because the callus change  color because  there changes in pigment, light, part of the plant used as explants. This is due to inadequate nutrition which is in the media so that a callus treatment discoloration. The result showed that the concentrations of different hormones that give different results in the formation of callus. Callus formation varied between PGR concentration tested. The result of descriptive analysis showed that the average value of each treatment has not difference obvious. The result of ANOVA test obtained significance value of 0.99 and a significance value> α of 5%, the decision was taken H0is accepted, which there is no any significance difference of the four treatment groups.Regenerasi kalus dalam kultur jaringan, hal ini dapat berupa regenerasi kalus menjadi tunas dalam tahapan in vitro. Dalam regenerasi melalui kultur jaringan ada tahapan – tahapan organogenesis dan embriogenesis. Metode eksperimen dilakukan dalam penelitian, denganRancangan Acak Lengkap (RAL) sedangkan data dianalisismenggunakan uji anova. Penambahan BAP dan NAA berbagai kosentrasi BAP, kontrol; 2 ppm ; 3 ppm ; 4 ppm dan kosentrasi NAA, kontrol; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm.induksi kalus dilakukan dengan menggunakan hormon 2,5-D 4 ppm dalam media B5.BAP dan NAA dilakukan dalam subkultur dari kalus yang terbentuk. Hasil penelitian ini terlihat bahwa pertumbuhan kalus yang semula berwarna putih terjadi perubahan. Perlakuan BAP 3 ppm dan NAA 0,3 ppm kalus berubah menjadi hijau, hal ini menunjukkan warna hijau akan tumbuh menjadi tunas. Ternyata pemberian kosentrasi yang berbeda akan menghasilkan variasi warna maupun struktur kalus. Ternyata perlakuan kontrol menunjukkan warna hijau dengan struktur kompak, sedangkan perlakuan BAP 4 ppm dan NAA 0,4 ppm bewarna coklat kekuningan dengan struktur remah. Secara deskriptiv berat maupun diameter mengalami peningkatan pada BAP 4 ppm dan NAA 0,4 ppm mengalami peningkatan dari 0,63 g menjadi 4,21 g dan mengalami peningkatan diameter sebesar 0,38 g menjadi 0,67 g dibandingkan dengan perlakuan kontrol tidak mengalami peningkatan. Sehingga hasil yang terbaik pada kombinasi BAP 4 ppm dan NAA 0,4 ppm. pada hasil uji anova menunjukkantidak adanya perbedaan signifikan pada 4 kelompok perlakuan tersebut.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

biosaintropis

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Environmental Science

Description

Jurnal ini mengkaji fenomena dan temuan penelitian di bidang biologi dan ilmu-ilmu dasar (sains) lainnya serta bidang studi di wilayah tropis. Jurnal ini ditujukan untuk menemukan solusi alternatif dalam perkembangan ilmu biologi demi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan ...