Penulis mengangkat tema evangelisasi di Papua Barat dengan bingkai pemaparan sejarah. Kekristenan di Papua Barat memiliki sejarah yang panjang dan berliku-liku. Situasi sosial politik turut mempengaruhi. Sebagai bagian koloni Belanda, keadaan dipengaruhi oleh situasi sosial politik Belanda yang ketika itu didominiasi kalangan Protestan Calvin. Tidaklah mengherankan, ketika daerah itu kemudian dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing menjadi hak dan tanggung jawab gereja tertentu, baik Protestan maupun Katolik. Misi-misi Kristen berkembang maju sejalan dengan pembangunan ekonomi, baik oleh pemerintah Belanda, pemerintah pendudukan Jepang maupun kemudian oleh pemerintah Indonesia. Sejalan dengan terbukanya wilayah pegunungan yang dihuni suku- suku asli sekitar tahun 1950-1960-an, misi-misi ini menyentuh hampir seluruh bagian wilayah tersebut. Situasi berubah banyak, ketika Papua Barat menjadi wilayah Indonesia pada tahun 1963. Pemerintah Indonesia mengakui lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Komposisi masyarakat pun berubah sejalan dengan masuknya transmigran yang beragama Islam. Tantangan bagi Gereja semakin bertambah ketika terjadi penindasan masyarakat lokal karena alasan ekonomi. Gereja Katolik dan para imamnya sering berada dalam posisi terjepit.
Copyrights © 2009