Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia diduga kuat salah satu penyebabnya karena gencarnya promosi susu formula yang salah satunya melalui iklan di berbagai media massa. Strategi semiotik yang dibangun ternyata mampu mengÂhambat kampanye ASI di Indonesia. Bagaimana strategi semioÂtik itu tampak dalam iklan yang akan menjadi fokus tulisan ini. Metoda yang digunakan adalah analisis semiotik yang diharapÂkan dapat menangkap makna sekaligus menguak strategi semiotik iklan susu formula melalui sistem pertandaan yang diÂbangunnya. Hasil penelitian menunjukkan dua strategi tampak dalam iklan susu formula yaitu pertama dengan adanya janji atau mimpi bagi para orang tua untuk mampu memenuhi mitos menjadi orang tua sempurna dengan salah satu keberhasilannya adalah mempunyai anak sempurna alias anak bintang. Strategi semiotik kedua adalah dengan brand tunggal untuk susu formula bayi dan balita sehingga menjadikan konsumen tidak awas akan perbedaannya. Kedua strategi ini terbukti dapat meÂlumpuhkan tingkat pemÂberian ASI di Indonesia sehingga berada di titik yang mengÂkhawatirÂkan. Penelitian lanjutan yang diÂsaranÂkan dapat berupa studi lapangan tentang bagaimana modus pemasaran dijalankan di tataran praktek melalui kegiatan-kegiatan di berbagai sekolah atau pusat perbelanjaan yang disponsori oleh perusahaan susu formula, kegiatan peÂnelitian dan seminar-seminar yang dibiayai oleh perusahaan susu formula, hingga wawancara dengan tenaga ahli kesehatan terutama para bidan di daerah tentang praktek pemasaran langÂsung yang dijalankan perusahaan susu formula terutama setelah lahirnya PP ASI.
Copyrights © 2013