Panji Suryo Nugroho, Panji Suryo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI SEMIOTIK KAMPANYE IKLAN SUSU FORMULA SETELAH LAHIRNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI PEREMPUAN Nugroho, Panji Suryo
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.063 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.670

Abstract

Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia diduga kuat salah satu penyebabnya karena gencarnya promosi susu formula yang salah satunya melalui iklan di berbagai media massa. Strategi semiotik yang dibangun ternyata mampu meng­hambat kampanye ASI di Indonesia. Bagaimana strategi semio­tik itu tampak dalam iklan yang akan menjadi fokus tulisan ini. Metoda yang digunakan adalah analisis semiotik yang diharap­kan dapat menangkap makna sekaligus menguak strategi semiotik iklan susu formula melalui sistem pertandaan yang di­bangunnya. Hasil penelitian menunjukkan dua strategi tampak dalam iklan susu formula yaitu pertama dengan adanya janji atau mimpi bagi para orang tua untuk mampu memenuhi mitos menjadi orang tua sempurna dengan salah satu keberhasilannya adalah mempunyai anak sempurna alias anak bintang. Strategi semiotik kedua adalah dengan brand tunggal untuk susu formula bayi dan balita sehingga menjadikan konsumen tidak awas akan perbedaannya. Kedua strategi ini terbukti dapat me­lumpuhkan tingkat pem­berian ASI di Indonesia sehingga berada di titik yang meng­khawatir­kan. Penelitian lanjutan yang di­saran­kan dapat berupa studi lapangan tentang bagaimana modus pemasaran dijalankan di tataran praktek melalui kegiatan-kegiatan di berbagai sekolah atau pusat perbelanjaan yang disponsori oleh perusahaan susu formula, kegiatan pe­nelitian dan seminar-seminar yang dibiayai oleh perusahaan susu formula, hingga wawancara dengan tenaga ahli kesehatan terutama para bidan di daerah tentang praktek pemasaran lang­sung yang dijalankan perusahaan susu formula terutama setelah lahirnya PP ASI.
STRATEGI SEMIOTIK KAMPANYE IKLAN SUSU FORMULA SETELAH LAHIRNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI PEREMPUAN Nugroho, Panji Suryo
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.063 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.670

Abstract

Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia diduga kuat salah satu penyebabnya karena gencarnya promosi susu formula yang salah satunya melalui iklan di berbagai media massa. Strategi semiotik yang dibangun ternyata mampu meng­hambat kampanye ASI di Indonesia. Bagaimana strategi semio­tik itu tampak dalam iklan yang akan menjadi fokus tulisan ini. Metoda yang digunakan adalah analisis semiotik yang diharap­kan dapat menangkap makna sekaligus menguak strategi semiotik iklan susu formula melalui sistem pertandaan yang di­bangunnya. Hasil penelitian menunjukkan dua strategi tampak dalam iklan susu formula yaitu pertama dengan adanya janji atau mimpi bagi para orang tua untuk mampu memenuhi mitos menjadi orang tua sempurna dengan salah satu keberhasilannya adalah mempunyai anak sempurna alias anak bintang. Strategi semiotik kedua adalah dengan brand tunggal untuk susu formula bayi dan balita sehingga menjadikan konsumen tidak awas akan perbedaannya. Kedua strategi ini terbukti dapat me­lumpuhkan tingkat pem­berian ASI di Indonesia sehingga berada di titik yang meng­khawatir­kan. Penelitian lanjutan yang di­saran­kan dapat berupa studi lapangan tentang bagaimana modus pemasaran dijalankan di tataran praktek melalui kegiatan-kegiatan di berbagai sekolah atau pusat perbelanjaan yang disponsori oleh perusahaan susu formula, kegiatan pe­nelitian dan seminar-seminar yang dibiayai oleh perusahaan susu formula, hingga wawancara dengan tenaga ahli kesehatan terutama para bidan di daerah tentang praktek pemasaran lang­sung yang dijalankan perusahaan susu formula terutama setelah lahirnya PP ASI.