Sari Pediatri
Vol 14, No 1 (2012)

Kadar Immunoglobulin G­Difteri dan Tetanus pada Anak Sekolah Dasar Kelas Satu

Yulia Iriani (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RS Mohammad Hoesin Palembang)
Carolina Fetri Kaharuba (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RS Mohammad Hoesin Palembang)
Dian Puspita Sari (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RS Mohammad Hoesin Palembang)
Mutiara Budi Azhar (Unit Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya)
Wisman Tjuandra (Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya)
Zarkasih Anwar (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RS Mohammad Hoesin Palembang)



Article Info

Publish Date
17 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Pada pertengahan tahun 2000 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri dan tetanus yang dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Peningkatan ini diperkirakan karena menurunnya konsistensi pelaksanaan program imunisasi sebagai dampak krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia.Tujuan. Mengukur kadar anti toksin antidifteri (IgG difteri) dan antitetanus (IgG tetanus) pada anak SD kelas 1 di Palembang pada bulan Oktober 2008, untuk menggambarkan efektivitas imunisasi DPT pada anak yang lahir antara tahun 2001 – 2003 di Palembang.Metode. Subyek penelitian adalah murid SD kelas 1 dari 5 SD negeri di 5 Kecamatan di Kota Palembang. Kadar IgG antidifteri dan tetanus ditetapkan dengan cara ELISA dan dikelompokkan menjadi terproteksi penuh jika kadar IgG ≥0,1 IU/ml, proteksi dasar jika kadar 0,01 IU/ml - 0,1 IU/ml dan tanpa proteksi jika kadar <0,01 IU/ml. Hasil.Seratus tujuh puluh subyek kelompok difteri dan 164 kelompok tetanus memiliki rentang usia 5 – 8 tahun, status imunisasi dasar lengkap masing-masing 44% dan 43%, dan imunisasi DPT ≥3 kali88% dan 87%. Rerata kadar IgG antidifteri 0,268 IU/ml, IgG antitetanus 0,253 IU/ml. Tingkat proteksi terproteksi penuh terhadap difteri dan tetanus masing-masing terdapat pada 56% dan 60% subyek, proteksi dasar 41% dan 38%, tanpa proteksi 3% dan 1%. Kelengkapan status imunisasi DPT secara bermakna berhubungan dengan tingkat proteksi terhadap difteri (p=0,022; OR=2,97; 95% CI: 1,13 – 7 ,78) dan tetanus (p=0,001; OR=5,64; 95% CI: 1,94 – 16,42). Kesimpulan.Tingkat proteksi terproteksi penuh terhadap difteri dan tetanus masing-masing adalah 56% dan 60%. Tingkat proteksi tersebut dipengaruhi oleh kelengkapan status imunisasi DPT.

Copyrights © 2012