Sari Pediatri
Vol 16, No 5 (2015)

Hubungan Defisiensi Besi dengan Perilaku Anak Usia Sekolah di Kota Palembang

Desti Handayani (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sriwijaya/RS Moh. Hoesin, Palembang)
Rismarini Rismarini (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sriwijaya/RS Moh. Hoesin, Palembang)
Yudianita Kesuma (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sriwijaya/RS Moh. Hoesin, Palembang)
Rini Purnamasari (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sriwijaya/RS Moh. Hoesin, Palembang)
Syarif Husin (Unit Penelitian Kedokteran Kesehatan FK Universitas Sriwijaya/ RS Moh. Hoesin, Palembang)



Article Info

Publish Date
09 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Prevalensi defisiensi besi anak usia sekolah di Indonesia sebesar 47,2%. Defisiensi besimenyebabkan perkembangan dan fungsi saraf terganggu, termasuk timbulnya masalah perilaku. Belum adapenelitian yang menilai hubungan defisiensi besi dan masalah perilaku anak usia sekolah di Palembang.Tujuan. Menganalisis hubungan defisiensi besi dengan masalah perilaku anak usia sekolah di Palembang.Metode. Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalahanak Sekolah Dasar (SD) usia 6-12 tahun di Palembang yang dipilih dengan multi stage random samplingpada bulan April sampai Juni 2013. Pada semua subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisis, laboratorium(hemoglobin, besi serum, dan saturasi transferin), dan penilaian perilaku menggunakan Pediatric SymptomChecklist (PSC) 17. Perbedaan kejadian masalah perilaku antara subjek dengan dan tanpa defisiensi besidianalisis dengan uji kai kuadrat. Faktor risiko lain yang berpengaruh dianalisis dengan regresi logistik.Hasil. Dari 125 subjek yang terpilih didapatkan prevalensi defisiensi besi 26,6%, anemia defisiensi besi25%, dan kejadian masalah perilaku 29%. Dari 33 subjek dengan defisiensi besi terdapat 20 yang memilikimasalah perilaku, sedangkan dari 81 subjek tanpa defisiensi besi terdapat 14 dengan masalah perilaku (ujikai kuadrat, p=0,001; OR 7,363; IK95%:2,978-18,203). Pada penilaian tipe perilaku, terdapat hubunganbermakna antara defisiensi besi dengan perilaku internalisasi (p=0,001, OR 7,604; IK95%:2,462-18,363).Ditemukan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku, melalui analisis regresi logistik, yaitu defisiensibesi (p=0,001; adjusted OR 6,901; IK95%:2,816-16,914).Kesimpulan. Defisiensi besi merupakan faktor risiko terjadinya masalah perilaku, terutama perilakuinternalisasi.

Copyrights © 2015