Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan
Vol 3, No 2 (2015)

PENIPUAN DALAM INTERAKSI MELALUI MEDIA SOSIAL (Kasus Peristiwa Penipuan melalui Media Sosial dalam Masyarakat Berjejaring)

Rusmana, Agus (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2015

Abstract

The development of Internet had given birth to new society named network society who are virtually social interacting. As it has happened in unmediated social interaction, in this virtual interaction, there are deviances in the interaction participants, one of these is deception in social mediated interaction. In terms of understanding how this deception happened in the interaction, a research was conducted on the cases of female victims of deceptions by using Facebook. The research uses Phenomenology theory, and for analyzing the acts of deceptions, it uses dramaturgy and framing analyses by Erving Goffman. From the research it is understood that the deceptions could happen by victims’ internal and external factors that pushed them to interact, image creation and framing strategy by deceivers, and the strength of social media that created realities in the victims mind. Furthermore, the existence of network society had also given birth to a new identity as a member of the sociey who has an equality among them, thus each member is willing to socially interact the global sphere.Perkembangan teknologi Internet telah melahirkan sebuah masyarakat baru yang disebut sebagai masyarakat berjejaring yang melakukan interkasi sosial secara maya. Seperti juga dalam interaksi sosial tanpa media, dalam interaksi maya terdapat perilaku menyimpang dari peserta interaksi. Salah satunya adalah penipuan dalam interaksi melalui media sosial. Untuk memahami bagaimana praktik penipuan terjadi dalam interaksi melalui media sosial, dilakukan penelitian dengan kasus korban penipuan wanita pengguna Facebook. Penelitian ini menggunakan teori Fenomenologi, kemudian analisis peristiwa penipuan dilakukan   dengan pendekatan teori dan konsep dramatugi dan analisis bingkai dari Erving Goffman. Dari hasil analisis data dipahami bahwa terjadinya peristiwa penipuan di akibatkan faktor internal dan eksternal korban yang mendorong untuk melakukan interaksi, strategi penciptaan kesan dan strategi pembingkaian oleh pelaku penipuan, dan karakteristik media sosial yang mampu menciptakan realitas dalam pikiran korban penipuan. Di samping itu kehadiran masyarakat berjejaring telah melahirkan identitas baru bagi individu sebagai anggota masyarakat berjejaring yang memiliki kesetaraan dengan semua angota masyarakat berjejaring lainnya sehingga masing-masing bersedia untuk berinteraksi sosial dalam tatanan global.

Copyrights © 2015