Selama proses transformasi budaya ditemukan adanya persinggungan antara seni tradisi dengan seni modern di luar wilayah seni Dodod. Dewasa ini terbentuk Gubahan Seni Dodod yang berfungsi sebagai sarana upacara perkawinan dan khitanan. Proses enkulturasi dilakukan secara formal di sekolah dengan menerapkan Gubahan Seni Dodod sebagai materi pembelajaran seni budaya. Peànerapan Seni Dodod dalam bentuk asli serta gubahannya merupakan pewarisan non formal yang dilakukan di sanggar Seni Dodod, kalangan remaja, dan warga desa. Pemaknaan religiusitas Seni Dododààterekspresikan dalam kehidupan masyarakat desa Mekar Wangi, didasarkan pada pemakànaan yang dilakukan oleh para pimpinan pondok pesantren. Pemaknaan didasarkan pada penjelasan, yang menerangkan, menampakkan, menyibak, serta merinci tujuh ayat AlÃÂQurââ¬â¢an, yang melahirkan pemaknaan pada keutuhan ragam gerak, kostum yang digunakan, syair pantun Lutung Kasarung, dan mantra atau doââ¬â¢a yang digunakan dalam Seni Dodod, serta Seni Dodod sebagai kebudayaan dan kesenian Islam. Tampaknya kedudukan Seni Dodod dewasa ini mengalami pergeseran yang semula sebagai sarana ritual pertanian, kini menjadi bagian penting dalam upacara perkawinan dan khitaànan, namun tidak sampai menjadi seni yang sekular.àKata Kunci: Transformasi religiusitas, seni dododàÃÂ
Copyrights © 2012