PRASASTI: Journal of Linguistics
Vol 2, No 1 (2017)

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER (Kajian Terjemahan Menggunakan Pendekatan Pragmatik)

Rozi Hanifia Putri (Mahasiswa S2 Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Djatmika Djatmika (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Riyadi Santosa (Universitas Sebelas Maret Surakarta)



Article Info

Publish Date
18 May 2017

Abstract

Latar Belakang: Penelitian ini membahas tentang analisis terjemahan turn yang mengakomodasi terjadinya flouting maksim prinsip kerjasama (PK) dalam novel The Cairo Affair (TCA). Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik penerjemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi jenis flouting maksim PK yang terjadi dalam ujaran teks sumber maupun teks sasaran dan menjelaskan makna implikatur pada novel TCA; (2) mendeskripsikan teknik penerjemahan dari turn yang mengakomodasi flouting maksim PK; dan (3) mengetahui hubungan dari teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan, yang meliputi keakuratan dan keberterimaanMetodologi: Penelitian ini merupakan penelitan kualitatif yang bersifat deskriptif induktif. Sumber data penelitian ini berasal dari novel TCA; dan informan untuk menilai kualitas terjemahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengkajian dokumen, kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD).Result: Jenis flouting  maksim PK dibagi menjadi dua menurut jumlahnya, yaitu tunggal dan ganda, dan mayoritas didominasi oleh flouting maksim tunggal, yaitu flouting maksim relasi pada domain –P –D. Terdapat 12 teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan turn yang mengakomodasi flouting maksim PK, yaitu teknik kesepdanan lazim, variasi, peminjaman (murni dan naturalisasi), amplifikai (penambahan dan eksplisitasi), reduksi, kalke, harfiah, transposisi, modulasi, kreasi diskursif, generalisasi, dan adaptasi. Kualitas terjemahan dinilai dari dua aspek yaitu keakuratan dan keberterimaan. Dari temuan teknik tersebut dapat dihasilkan terjemahan turn yang akurat dan berterima. Keberterimaan dalam penelitian ini selain dipengaruhi oleh pemilihan kata, dipengaruhi juga oleh domain hubungan antara peserta tutur. Tingkat keberterimaan yang kurang di karenakan penerapan teknik variasi pada domain +P +D. Pemilihan kata yang tidak tepat juga berpengaruh besar terhadap keberterimaan pada domain +P –D. Data pada domain +P –D menunjukkan bahwa penutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari mitra tuturnya, seharusnya memakai bahasa yang informal bukan formal.Kesimpulan: Teknik kesepadanan lazim memiliki dampak yang positif terhadap kualitas terjemahan dilihat dari aspek keakuratan pesan dan keberterimaan. Sedangkan, teknik harfiah dan kreasi diskursif menghasilkan kualitas terjemahan yang kurang akurat dan kurang berterima. Teknik penerjemahan yang digunakan tidak menimbulkan pergeseran daya pragmatis dalam terjemahannya, namun memiliki pengaruh terhadap kekauratan pesannya. Kata kunci: flouting maksim PK, hubungan antara peserta tutur, teknik penerjemahan, kualitas terjemahan. Abstract Background: This research discusses a turn translation analysis which accommodates a flouting maxim of cooperative principle (CP) in The Cairo Affair novel (TCA). This research applies pragmatics translational approach. The aims of this research are: (1) to identify the types of flouting maxims CP that occur in source text or target text and to explain the implicature meaning in TCA novel; (2) to describe the translation techniques used in translating turns which accommodate flouting maxim of CP; and (3) to find out the relationship of translation techniques towards the translation quality, which includes accuracy and acceptability.Methodology: This is inductive descriptive- qualitative research. The data sources of this research are taken from TCA novel and informants for assessing the translation quality. The data were collected by a document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion (FGD).Result: The types of flouting maxim of CP are divided into two according to the number of maxim flouted, single flouted and double flouted, and are dominated by a single flouted maxim, such as flouting maxim of relation in –P –D domain. There are 12 translation techniques used in translating turns, namely, established equivalent techniques, variation, borrowing (pure and naturalized), amplification (addition and explicitation), reduction, calque, literal, transposition, modulation, and adaptation. The translation quality is assessed in two aspects such as accuracy and acceptability. The translation techniques produce accurate and acceptable turn translation. The acceptability is also influenced by domain participant’s relationship. Less acceptable quality of translation is caused by the use of variation techniques in +P +D domain. Incorrect word selection influences the acceptability too in +P –D domain. The data shows that the speaker has a superior status than the listener, but the speaker prefers to use formal language rather than informal way. Conclussion: It can be concluded that established equivalent techniques has a positive impact to translation quality according to the accuracy of message and the acceptability. Meanwhile, literal and discursive creation techniques produce less accurate and less accebtable translation quality. The translation techniques used are not cause a pragmatic force shift on its translation, but it influence the message accuracy. Keywords: flouting maxim of CP, participant’s relationship, translation techniques, translation quality

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

pjl

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

The Prasasti: Journal of Linguistics (PJL) is devoted to the problems of general linguistics. Its aim is to present work of current interest in all areas of linguistics. Contributions are required to contain such general theoretical implications as to be of interest to any linguist, whatever their ...