RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Vol 8, No 1 (2012)

GENDER DALAM SYAIR KELONG MAKASSAR

Kembong Daeng (Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar)



Article Info

Publish Date
30 Aug 2017

Abstract

Abstract: Gender in the Poetry Kelong Makassar. This study aimed to describe the expression and the meaning of gender in the poem that describesin kelong Makassar. The research data is de-rived fromoral and written  data. The oral data obtained from  informants and written data obtained from a collection of kelong Makassar. The data obtained in this study were analyzed using the techniques of gender analysis. The results of this study  indicated  that the poem of Makassar Ke-long contained  symbolism of men and women. The flower ejaya, kebok flower, bine, bulaeng, jamarrok, intang, and high hair style. A phrase that symbolizes the man are the jangang-jangang, bombang, sombalak, and Tope. The Expression in Makassar Kelong poem illustrated that men and women have their own  respective roles, and both of them  are complementary. Abstrak: Gender dalam Syair Kelong Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan dan makna yang menggambarkan gender dalam syair kelong Makassar. Data penelitian ini bersumber dari data lisan dan data tertulis. Data lisan diperoleh dari informan dan data tertulis diperoleh dari kumpulan kelong Makassar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis gender. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam syair kelong Makassar terdapat ungkapan yang menyimbolkan perempuan, yakni bunga ejaya, bunga kebok, benih, bulaeng, jamarrok, intang, dan kondek tinggi. Ungkapan yang menyimbolkan laki-laki, yakni jangang-jangang, bombang, sombalak, dan tope. Ungkapan dalam syair kelong Makassar menggambarkan bahwa laki-laki dan wanita memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. Kata kunci: kelong, gender, budaya Makassar

Copyrights © 2012