Tesa Arsitektur
Vol 15, No 1 (2017)

DOMAIN RUANG PEREMPUAN PADA HUNIAN MASYARAKAT PELADANG DESA JURUAN LAOK MADURA TIMUR

Redi Sigit Febrianto (Universitas Brawijaya malang)
Lisa Dwi Wulandari (Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang)
Herry Santosa (Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang)



Article Info

Publish Date
03 Aug 2017

Abstract

Primodial domain ruang perempuan pada masyarakat peladang di Madura timur tak jauh berbeda dengan masyarakat agraris nusantara lain, yaitu tak lepas dari formasi gender. Domain ruang laki mengandung nilai primer, maskulin bersifat terbuka, sedangkan domain ruang perempuan mengandung nilai sekunder, feminin dan bersifat tertutup. Dengan strategi etnografi dan rancangan kualitatif, penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana domain ruang perempuan (lingkup mikro) pada hunian masyarakat peladang etnis Madura desa Juruan Laok, Madura timur. Pengumpulan data primer utama berupa wawancara mendalam dengan tak-tik pertanyaan terbuka dan sampling bertujuan. Validasi internal menggunakan observasi, pengukuran dan dokumentasi arsitektural, mengingat sifat subsistensinya dan kepala desa bukan narasumber utama. Diambil empat kasus hunian terpilih berdasarkan civitas, aktivitas, pola hunian, pola lanskap pertanian dan eksistensi obyek penyimpanan panen (jhuurung). Analisis bersifat induktif terhadap kerangka tema-tema, diawali analisis tematik kemudian dikomparasi dengan konsep human space dan space syntax dan dilanjutkan komparasi studi terkait dengan analisis lanjutan teknik flip-flop. Hasil penelitian yang diperoleh setidaknya dua hal yaitu: deskripsi domain ruang perempuan terbentuk berdasarkan hirarki privasi ruang dan organisasi pola ruang; juga ditemukannya obyek tempat penyimpanan panen sebagai kategorisasi penelitian etnografi dalam hunian yang bersifat intim, selalu ada dan menjadi domain ruang perempuan, disebut: jhuurung.

Copyrights © 2017