Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan zooteknik larva ikan gabus Sentani, dengan mengamati volume dan penyusutan kuning telur (yolk), perkembangan bukaan mulut, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat mortalitas larva, serta pakan yang cocok untuk ikan gabus Sentani pada stadia larva. Menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pakan berupa (P1) kuning telur, (P2) tepung spirulina, (P3) biofloc, (P4) infusoria, (P5) Naupli Artemia, dan (P6) pakan buatan (pellet). Hasil penelitian menunjukan bahwa 0 jam setelah menetas larva ikan Gabus Sentani memiliki volume kuning telur (yolk) sebesar 0,0444 mm³ . Penyusutan volume kuning telur (yolk) 24 jam setelah menetas menjadi 0,0133 mm³, dan 48 jam setelah menetas menjadi 0,0043 mm³. Awal perkembangan bukaan mulut larva terjadi 24 jam setelah menetas dengan MH 45° dan MH 90° mencapai 0,13 mm dan 0,24 mm. Laju pertumbuhan spesifik menunjukan hasil terbaik pada perlakuan pakan menggunakan tepung spirulina yaitu laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 6 mencapai 0,006 mm dan laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 10 mencapai 0,019 mm, sedangkan pada perlakuan menggunakan kuning telur laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 6 hanya mencapai 0,002 mm dan pada hari ke 12 mencapai 0,011 mm. Pemberian dengan 6 jenis pakan yang berbeda belum dapat menurunkan tingkat mortalitas larva ikan Gabus Sentani karena seluruh larva mati pada hari ke 13, namun larva yang diberi pakan tepung spirulina dapat hidup hingga hari ke 10 dan larva yang diberi kuning telur dapat bertahan hidup hingga hari ke 12. Jenis pakan tepung spirulina dan kuning telur memiliki kriteria yang paling sesuai sebagai pakan pada stadia larva.
Copyrights © 2018